Ketua MPR RI Bambag Soesatyo mengutip tulisan Bung Karno dalam buku “Sarinah” : “Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia,” bahwa peran perempuan tidak boleh dikesampingkan.
Pesan Bungkarno itu dia sampaikan dalam diskusi publik ‘Akselerasi Partai Politik Menuju Indonesia Maju’, diselenggarakan Perempuan Masyarakat Tanah Air Partai Golkar (Permata Golkar), di Jakarta, Kamis (31/10/19).
Dari tulisan Bung Karno itu, kata Bambang, dapat ditarik tiga hal utama. Pertama, kaum perempuan memiliki tanggungjawab sejarah menyelamatkan negara, dalam arti yang seluas-luasnya.
Kedua, kaum perempuan memiliki peran dan tanggungjawab yang strategis, yakni ambil bagian di dalam proses pengambilan keputusan publik yaitu politik, ekonomi dan sosial. “Perempuan harus maju ke ruang publik dan menduduki tempat-tempat strategis,” papar Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini.
Ketiga, kaum perempuan memiliki peran dan tanggungjawab dalam menggerakkan masyarakat Indonesia kepada perubahan sistem yang berkeadilan dan bersih dari korupsi, sehingga bisa mengantarkan rakyat Indonesia kepada kehidupan yang adil dan makmur atau masyarakat berkeadilan sosial dan sejahtera,” papar dia.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia ini meyakini, selama partai politik memberikan kesempatan kepada para srikandi-srikandinya untuk urun rembug, urun pemikiran, bertukar pandangan dan gagasan, selama itulah partai politik akan selalu kuat. “Tanpa kehadiran perempuan, partai politik akan terasa hambar,” ujar tokoh yang akrab dipanggil Bamsoet itu lagi.
“Perempuan bukan hanya memberi warna kesegaran dalam dinamika perjuangan partai politik, melainkan juga menjadi penjaga moralitas agar arah perjuangan partai politik tidak melenceng dari cita-cita luhur menjadikan Indonesia lebih maju dan lebih beradab,” urai dia.
Oleh karena itu sangat penting bagi setiap pimpinan partai politik memberikan kesempatan seluasnya kepada perempuan untuk berkiprah. Lebih jauh, legislator Partai Golkar Dapil VII Jawa Tengah yang meliputi Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Kebumen ini, mencontohkan perempuan jugalah yang selama ini menjadi salah satu tiang penyangga Partai Golkar.
Walaupun badai datang bersahutan menguncang Partai Golkar sejak pasca reformasi, namun tidak sampai meruntuhkan rumah besar Partai Golkar, yang kekuatannya juga didukung kaum perempuan.
“Berkat kehadiran para perempuan/srikandi Partai Golkar, cobaan dan rintangan tersebut semakin menguatkan dan mengokohkan Partai Golkar sebagai elemen politik yang tak bisa dipandang sebelah mata. What doesn’t kill you, makes you stronger,” ujar Bamsoet.
Lebih jauh Bamsoet mengatakan tanggungjawab dan peranan partai politik di dalam pembangunan bangsa harus dikedepankan guna memperkokoh tatanan sosial kemasyarakatan dan kebangsaan.
Setiap kader partai politik harus mampu menatap jernih dan penuh optimisme terhadap cakrawala garis perjuangan partainya. Karena dalam negara demokratis, keberadaan partai politik mutlak diperlukan sebagai kendaraan memperjuangkan nasib bangsa dan negara.
“Seluruh elemen partai politik tak boleh lelah melakukan inovasi dan pengembangan diri, tidak berhenti dan menyerah begitu saja kepada situasi, kondisi ataupun lingkungan yang mengungkungnya.
Dengan kesamaan gerak dan pandang, partai politik akan mampu membawa bangsa Indonesia menghadapi berbagai dinamika dan tantangan di tengah laju modernitas dan derasnya perkembangan teknologi informasi di era globalisasi ini,” ujar Bamsoet.
Turut hadir menjadi narasumber lainnya antara lain Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia periode 2015-2019 Prof Adiningsih, pakar komunikasi Politik Prof Effendi Gazali, dan pengamat politik Ray Rangkuti.