Cakraline.com. Kabar meninggalnya Ridwan atau Wawan salah satu korban yang diracun oleh ayah tirinya Wowon Erawan pada 12 Januari membuat Nenden Fauziah syok. Perempuan bertubuh mungil itu masih belum bisa menerima kenyataan tersebut.
Meski sangat terpukul Nenden berusaha menguatkan diri. ”Enggak ada yang ingin saya ceritakan. Masih berduka, masih sedih,” ungkap Nenden Fauziah beberapa waktu lalu.
Seharusnya hari-hari ini adalah hari yang membahagiakan Nenden karena dia akan menikah dengan Ridwan pada 25 Februari nanti. Kebahagian Nenden kandas, Ridwan meninggal bersama ibunya Ai Maimunah serta adik laki-laki ditangan trio pembunuh berantai Wowon, Solihin dan Dede.
Kematian Wawan secara tragsi meninggalkan luka mendalam bagi Nenden.”Sedih sudah pasti, nggak tahu saya akan bercerita apa. Perasaan saya masih sakit, masih belum percaya kok bisa begini,” ungkap Nenden Fauziah.
Banyak kenangan tak bisa dilupakan Nenden dengan Ridwan, teman bermainnya di kampung Babakan Genjeng, desa Kademangan, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Perbuatan sadis ayah tiri Wawan, bagi Nenden sulit untuk diterima. Wowon tega telah melenyapkan kebahagiannya.
Sayangnya Nenden keberatan bercerita lebih detil mengenai hubungan asmaranya hingga persiapan pernikahannya. Ridwan tinggal bersebelahan desa dengan Nenden. Nenden mengaku sudah dua tahun pacaran dengan Ridwan. Mereka pun sudah bersiap-siap untuk menikah. ”Nggak ada yang ingin saya ceritakan,” ucapnya sambil pamit masuk ke dalam toko di jalan Aira Nata Mangala, Cianjur.
Nenden terkahir kali bertemu Ridwan mereka merayakan tahun baru bersama di kampung Babakan. Mereka bertemu dengan Didin orangtua Ridwan. Ridwan kemudian pamit bekerja di sebuah pabrik garmen di Bandung.
Sejak tanggal 3 Januari, Nenden, mulai kesulitan berkomunikasi dengan kekasihnya itu. Ridwan tak bisa dihubungi, telpon seluler tidak aktif. Pesan tak pernah dibalas.
Nenden mencari kabar melalui Didin maupun teman-teman, tak ada kepastian. Nenden berpikir mungkin Ridwan sibuk dengan pekerjaan sehingga tak bisa diganggu.
”Saya terakhir ketemu tahun baru sempat jalan-jalan, setelah itu kita kehilangan kontak, tahu-tahu dapat kabar dibunuh ayah tirinya, “ ucap Nenden dengan suara bergetar. ”Ini sudah takdir saya,” tuturnya.
Didin orangtua Ridwan, sangat terpukul kehilangan dua anak laki-lakinya dalam waktu bersamaan. ”Dua anak saya jadi korban, biadab benar ini orang, saya mau dia hukum yang setimpal,” ungkap Didin didampingi putrid bungsu Salsa Anggraeni. Salsa lulus dari pembunuhan karena tak ikut ke Bekasi.
Didin membenarkan putra sulung akan menikah dengan Nenden pada akhir bulan Februari ini. ”Wawan-Nenden akan menikah pada 25 Februari nanti. Sudah lamaran, tinggal menanti hari pernikahan,” kata Didin.
Ridwan menurut Didin sempat mengeluh tak cukup uang untuk menikah, Didin mengatakan siap membantu. ”Ridwah biang, nggak cukup uang. Saya bilang, ya biarakan, nanti bapak bantu,” katanya.
Setelah menikah Rdiwan-Nenden rencanakan tinggal di Bekasi ikutnya ibunya. Didin melarang. Sejak Wowon menikahi Maimunah, Didin sudah mempunyai firasat tak baik pada Wowon. Ada yang aneh pada sosok Wowon.
”Saya bilang, kamu jangan ikut biar ibu kamu saja yang tinggal di Bekasi. Kamu disini (di kampung Babakan) saja. Ada perasan curiga takut juga nanti mantu diapain-apain. Takut dibawa lari,” katanya.
Kehilangan Ridwan bukan hanya membuat luka dihati Didin. Dia paham bagaimana perasaan Nenden di tinggal calon suamimnya. Ditambahkan Didin, dia sudah bertemu berbicara dengan Nenden. ”Nenden bilang, sudah takdir saya, “ katanya.
Kepergai Ridwan begitu cepat, tentu saja meninggalkan duka yang teramat dalam bagi Didin. ”Kecewa banget, kehilangan dua anak, yang disayang. Tinggal ini doang satu ini (Salsa), harapan saya. Saya ingin besar salsa, dia bisa lebih kuat, dia bisa merasa lebih aman. Dulu waktu ada ibunya dia kesana kesini. Sekarang dia tinggal sama saya, saya mau besarkan, saya takut kehilangan lagi,” janjinya.
Sementara Dedek ibunda Nenden membenarkan keluarga Ridwan sudah melamar putrinya. ”Baru dilamar,” katanya singkat.