JAKARTA-Suhu politik benar-benar sudah sangat panas menjelang Munas Partai Golkar Desember 2019 nanti. Banyak sudah korban politik berjatuhan dan banyak pula wacana bermunculan, yang bisa membuat partai yang paling berpengalaman dalam bidang pemerintahan itu pecah berkeping-keping.
Demikian antara lain benang merah dari pembicaraan Wakil Koordinator bidang Pratama DPP Golkar Bambang Soesatyo ketika menjadi pembicara kunci dalam diskusi publik bertema “Golkar Mencari Nahkoda Baru”, yang diselenggarakan Posbakum Golkar, di Jakarta, Selasa (12/11/2019).
Kader partai Golkar yang menjadi korban itu kata Bambang Soesatyo yang biasa disapa Bamsoet itu, tidak saja mereka yang sedang menjabat pimpinan komisi di DPR, dicopot dari jabatannya dan ada juga yang dipindahkan dari satu komisi ke komisi lain. Tetapi juga yang berada di luar DPR.
Bahkan ungkap Bamsoet, yang lebih di luar kewajaran adalah, pengamat politik LIPI Siti Zuhro yang akan tampil sebagai pembicara dalam diskusi tersebut sempat dilarang untuk hadir. “Namun bu Siti tetap hadir karena alasannya diskusi ini merupakan diskusi publik. Saya tidak tahu, apa pembicara lain juga dilarang untuk hadir,” ujar Bamsoet.
Bamsoet menggambarkan suasana di internal Partai Golkar menjelang Munas betul-betul mencekam. Dia menggambarkan seperti reformasi tahun 1998. Karena ungkap dia, terjadi main sikut dan dipenuhi dengan tekanan. “Hal-hal seperti ini menunjukkan bahwa tatakelolaan partai tidak berjalan dengan baik,” ujar Bamsoet.
Di samping suasana mencekan lanjut dia, ada juga upaya memaksakan aklamasi dalam pemilihan Ketua Umum. “Aklamasi hanya akan membuat internal Partai Golkar runyam. Kita ingat sejarah Golkar kenapa sempat pecah, Ancol dan Bali, itu karena aklamasi. Bukan tidak mungkin kalau aklamasi yang kita paksakan nanti bisa berbuah yang sama,” ujar Bamsoet
Dia menyatakan salut dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada para yuniornya yang menyelenggarakan diskusi ini, bukan tanpa risiko. “Saya tahu persis sudah terbilang berapa banyak korban yang gara-gara dukung saya digeser atau pun di-Plt kan,” kata Bamsoet.
Bamsoet yang juga ketua MPR RI itu berharap Munas bisa berjalan lancar dan menghasilkan ketua umum baru yang bisa mengayomi semua pihak. Pemimpin yang bisa merangkul, bukan pemimpin yang suka memukul.
“Mudah-mudahan tiga minggu ini bisa selesai dan dilalui dengan baik. Siapapun yang menjadi Ketum Partai Golkar yang baru memiliki kesadaran, bahwa memimpin itu merangkul. Bukan memukul,” pungkas Bamsoet.