Wisatawan asal Timor Leste yang melintas di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara TImur sangat antusias dan menyambut gembira saat menghadiri penutupan Festival Wonderful Indonesia (FWI) yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional III Kemenparekraf Muh. Ricky Fauziyani, saat penutupan FWI di PLBN Motaain, Rabu (6/11/2019) menjelaskan, Festival Wonderful Indonesia (FWI) sudah berlangsung 12 kali, mulai dari Agustus 2019 hingga 5-6 November 2019 di PLBN Motaain. Ini merupakan FWI terakhir pada 2019.
“FWI ini adalah akhir dari 12 perjalanan kegiatan, yang kami lakukan di 3 PLBN, Motaain, Motamasin, Wini dan PLBN Napan. Kami sempat berpikir inovasi untuk kegiatan ini agar memiliki dampak langsung ke masyarakat dan mendatangkan wisatawan Timor Leste lebih banyak. Oleh karena itu saya meminta agar kegiatan ini dievaluasi kembali, karena kami ingin mengetahui seperti apa keterlibatan masyarakat kita,” ujarnya.
Ricky menegaskan Festival Wonderful Indonesia ini sebagai sebuah laboratorium untuk semua, baik dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga Pemerintah Daerah di tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Kota.
“Bagaimana kita membuat event yang baik. Saya yakin ini belum baik, tapi akan tetap kita evaluasi lagi, sehingga ke depannya, makin banyak transaksi ekonomi dan kehadiran kami di sini dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyrakat setempat. Kalau ada transaksi maka kedua belah pihak akan bahagia dan itu namanya pariwisata,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU), Robertus Nahas mengatakan pada prinsipnya pemerintah Kabupaten Timur Tengah Utara bersama seluruh masyarakat mengapresiasi program dari pemerintah pusat yang ada sekarang.
“Intinya masyarakat di perbatasan saling bertemu dan bersilaturahmi membangun rasa persaudaraan. Di sisi lain harapan kami adalah daerah perbatasan atau PLBN menjadi destinasi baru, destinasi unggulan untuk pariwisata,” katanya.
FWI ke-12 ini, Bank Rakyat Indonesia (BRI) turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan FWI dengan membuka Money Changer untuk wisatawan Timor Leste, karena mata uang yang digunakan dalam acara FWI menggunakan rupiah. Selain itu ada pula bazar sembako, kuliner, dan suvenir. Selain paket sembako murah, kain tenun khas Atambua menjadi salah satu sasaran para pengunjung dari Timor Leste pada acara FWI kali ini.
Ada pula hiburan seperti penampilan band dan penampilan tarian dari 100 anak SMP Silawan hingga santunan kepada anak-anak yatim piatu dan kurang mampu. Band yang ditampilkan adalah band asal Atambua yang juga turut serta dalam kegiatan Cross Border Music Festival Atambua yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf.