Cakraline.com. Kupang- Sejak beberapa tahun lalu kain tenun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam keseharian bintang film senior Ayu Azhari, salah satu kain asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan Ayu pernah mempromosikan tenun NTT keberbagai pameran budaya bergengsi di Eropa.
”Saya sendiri punya bentuk kepedulian tersendiri soal tenunan ini. Saat tenunan daerah NTT menjadi berita nasional sejak satu dekade lalu, saya turut serta mempromosikan sampai ke kota-kota penting dimanca negara. Salah satunya dalam tour dan diplomasi budaya ke London di mana saya mempromosikan ciri khas tenunan daerah,” ungkap Ayu Azhari berbicara di Wabiner Exotic Tenun Fest 22-24 maret di Kupang NTT, bersama Julie Sutrisno Laisodat istri Gubernur NTT, Dr. Victor Laiskodat dan Ricky perwakilan Bank Indonesia,” Selasa (23/3/2021).
Tema yang diusung dalam Festival ini adalah UMKM Goes Global. Dalam sesi talk show UMKM Tenun Goes Digital Business Matching, Ayu menegaskan NTT kini sudah menjadi pusat peradaban Tenun Indonesia. ”Kain tenun menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat NTT dan dunia,” tegas Ayu.
Ayu mengaku bangga bisa menjadi bagian dalam mempromosikan kain tenun, daerah unik, berada diujung Timur daerah yang dimasa kolonial dikenal sebagai provinsi Sunda Kecil. Budaya menenun telah menjadi etos perempuan Indonesia dari masa ke masa. Karenanya kita bisa jumpai banyak tenunan tradisional di berbagai daerah Nusantara dengan motif dan corak yang mencerminkan kreasi seni tenun yang tiada tandingannya di dunia.
”Sudah waktunya kita promosikan produk dan karya yang bervisi etnik seperti tenunan ini. Saya tahu produk tenunan lokal banyak digemari turis-turis mancanegara karena enak dipakai baik dalam bentuk sarung, baju maupun jadi topi dan bentuk karya lainnya,” tutur istri musisi Make Tramp ini.
Ayu berharap pemerintah khususnya Menpar dan ekonomi kreatif perlu mendorong kualitas produk dan sustainablenya untuk bisa bersaing dalam ekspor ke mancanegara dengan utamakan kekuatan adat dan budaya yang tercermin dari produk tenunan itu, sebagai asset bangsa,menjadi magnet jadikan Indonesia unggul ke depan.
Ayu ingin Exotic Tenun Fest yang berlangsung selama tiga hari di Kupang NTT, akan membawa perubahan bagi perempuan dengan pembinaan dan jiwa enterpreneur yang kuat ”Sudah lama NTT menjadi pusat dunia, tipe masyarakat yang religius,dengan mayoritas penganut agama yang taat, juga mempunyai pusat pendidikan Teologi yang terbaik, berkelas dunia ditanah Flores. Nah, modal ini bisa dikembangkan lebih lanjut dari religious diplomacy kepada new global challenges dlm UMKM Goes global itu,” kata Ayu..
Ibu enam orang anak ini menegaskan, dirinya siap menjadi duta budaya tenun NTT. ”Disamping itu, NTT ini memiliki budaya tinggi, yang tercermin dalam produk Tenun, jadi NTT adalah pusat peradaban tenun di Indonesia. Saya siap untuk menjadi duta budaya mempromosikan karya tenun masyarakat Nusa Tenggara Timur,”ujarnya.
Satu hal yang penting menurut Ayu, bagaimana menamamkan jiwa enterprenur pada anak-anak bahwa tenun tradisional adalah masa depan industri tanah air.
”Sebagai ibu, saya mendidik anak-anak dengan jiwa enterpreneur agar kelak menjadi mandiri. Kemandirian generasi merupakan potensi bangsa ini. Visi pemerintahan Jokowi adalah diplomasi perdagangan dan bisnis dinegara-negara utama dan negara industri maju. Kita dorong pengusaha kecil menengah go global melalui peranan pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” katanya.
Disisi lain, Julie Sutrisno Laiskodat menceritakan sejak beberapa tahun lalu ia sudah mempromosikan kain tenun tradisioanl NTT dalam banyak event bergengsi di Eropa dan Amerika.
Yang membuat Julie bangga bahwa Presiden Jokowi Widodo sudah dua kali mengenakan tenun NTT dalam kegiatan kenegaraan. ”Itu kebanggaan bagi perajin tenun tradisional dan masyarakat NTT,” ujarnya.
Julie menceritakan, perjuangannya untuk mengenalkan tenun pada dunia internasional, diawali pada September 2017 kain tenun asal NTT untuk pertama kali tampil dalam pagelaran tunggal Couture New York Fashion Week. Karya-karya yang ditampilkan dalam perhelatan tersebut juga mendapat sentuhan estetika desain dari Julie Sutrisno Laiskodat, yang juga merupakan seorang desainer busana tenun asal Indonesia.
Pada 27 Februari-6 Maret 2018, Julie berhasil membawa kembali kain tenun ke sebuah ajang pagelaran mode bergengsi dunia, yakni Paris Fashion Week 2018 di Paris. Julie bersama LeVico (butik miliknya), menghadirkan 18 koleksi busana tenun yang telah dimodifikasi menjadi busana khusus musim dingin NTT dari Sabu, Rote, dan Alor
”Nilai budaya NTT tak ada habisnya,” tutur Julie. ”Tenun adalah budaya NNT, sudah terkenal di Eropa dan Amerika. Kain tenun NTT itu punya nilai cerita, sejarah dan motifnya banyak. Warna boleh berubah, tetapi motifnya harus tetap dipertahankan,” katanya.
Ricky yang mewakili Bank Indonesia dalam wabiner tersebut menegaskan, pihaknya akan selalu mendukung pengerak UMKM untuk terus berkarya.”Bank Indonesia akan terus mendukung pengerak kain tenun tradisional, kita akan menjadi pendamping,” terangnya.