Cakraline.com. Jakarta – Budayawan, seniman, pencipta lagu Made Gede Putrawan seakan tak pernah puas meski sudah memiliki sebuah Museum yang diberinama PUMA ( Putrawan Museum of Tribal Art). Dalam waktu dekat pengusaha property ini akan membangun sebuah Museum yang di dedikasipan buat sahabatnya seniman lukis I Wayan Bendi.
“ Saya memiliki puluhan lukisan I Wayan Bendi, “ ucap pria yang akrab disapa dengan sebutan Mr. Puisi, di kanal YouTube MGP Media.
Sebagai pencinta seni lukis ia merasa bertangungjawab untuk melestarikan karya-karya I Wayan Bendi Ia sudah mengolek lukisan tersebut sejak sebelum tahun 2000. Mr.Pusisi berendanakan mebangun museum berdampingan dengan Museum PUMA. “ Saya harus melestarikan karya I Wayan Bendi, sesuai pesan beliau dulu. Koleksi yang saya punya cukup untuk sebuah museum,” ucap Mr. Puisi.
PUMA Museum (Putrawan Museum of Tribal Art) merupakan museum khusus yang didirikan pada 14 Oktober 2004 dan diresmikan oleh Walikota Denpasar, Drs. A. A. Puspayoga pada 31 Desember 2004. Museum ini berawal dari kecintaan pemiliknya terhadap benda-benda seni, sehingga akhirnya mengantarkan Made Gede Putrawan menjadi kolektor karya seni, baik seni lukis, patung, maupun seni primitif dengan koleksi sebanyak 385 dan 210 koleksi utama
Pengumpulan koleksi telah dilakukan sejak tahun 1970. Untuk menambah nilai dari museum, ditampilkan lukisan I Made Wiradana pada bagian depan bangunan museum. I Made Wiradana merupakan pelukis yang karyanya terinspirasi oleh seni primitif yang digambarkan pada keramik. Pengelolaan museum saat inni dilakukan oleh Yayasan Putrawan.
“ Museum untuk melestarikan benda-benda langka pada zaman primitive, semoga museum ini banyak membuat inspirasi bagi para seniman, kolektor, melesatrikan barang-barang seni karya anak-anak bangsa,’’ harap CEO Alam Indah Ubud dan Pecatu Graha,
Mr.Puisi menceritakan, ia bersyukur berhasil ratusan koleksi seni primitive itu yang dibeli dari sebuah museum milik seorang pengusaha di Jakarta, tahun 2000 silam. Ia sedih melihat museum tersebut tak terurus. Meski hanya bersahil menyelamatkan sebagian kecil benda-benda itu, yang kini tersimpan rapi di museum PUMA, di Bali. “ Museum ini sudah dikunungi ribuan orang,” ujar Mr. Puisi.