Cakraline.com. Pernikahan merupakan momen berharga yang takkan terulang. Percayakan momen special tersebut pada Behind Dstory jasa Wedding Organizer terpercaya sejak didirikan pada 2019 lalu. Setiap pasangan tentu ingin membuat konsep pernikahan yang sesuai dengan yang mereka idam-iamankan. Sebuah konsep yang memang cocok dengan karakter mereka.
Agar persiapan pernikahan lancar dengan konsep yang unik tentu membutuhkan ide dari pada ahlinya, tak lepas dari jasa wedding organizer (WO). Kakak beradik Sicilia Darsono yang akrab disapa Lala, CEO, Behind Dstory bersama adiknya Dany Wongso dapat memujudkan keinginan banyak orang.
Seperti yang terlihat Jum’at (7/10) lalu Behind Dstory, mengusung konsep unik pernikahan Victor Alexander dan Hanni Stella Angelica. Konsepnya menarik perhatian pengunjung hotel JW Marriott, Mega Kuningan Jakarta Selatan. Saat ditemui kakak beradik ini terlihat sedang sibuk mendesain sebuah pernikahan yang akan digelar malam harinya.
Mulai dari bagian depan hanya menampilkan bagian bawah foto pengantin, dominasi buah-buahan di berbagai sudut, desain unik kotak angpao, serta hiasan bunga daisy yang sebenarnya bernama tanatecum. Bunga Tanatecum adalah bunga yang banyak tumbuh liar di pinggir jalan.
Proses unik masuknya kedua pengantin ke ruang resepsi, sampai kostum pengantin pria yang mengenakan jas putih dengan celana pendek kuning dengan sepatu sneakars juga terbilang unik. Prosesi acara dimulai dengan iring-iringan orang tua yang kostumnya beserta para keluarga inti memakai tema warna dari mempelai wanita.
Prosesi wanita bersama para bridesmaid memakai topeng sambil menari memaki lagu-lagu korea. Prosesi cowok bersama dengan para bestman membawa jas dan buket bunga memakai dengan gaya masuk ala american gengster dengan lagu gangsta’s paradise-coolio
”Konsepnya kebebasan, tetap rapi, cowoknya (pengantin pria) pakai topeng, terus teman-temannya datang memberikan jas,” kata Lala.
Secara umum pasangan pengantin biasanya memilih bunga rose sebagai bunga utama, namun pasangan pengemar K-Pop memilih bunga tanatecum. Dan jika sebagian besar pengantin memilih foto dengan latar pemandangan alam yang cantik, pasangan ini justu memilih tempat usaha mereka sebagai latar pemotretan.
“Pertama perubahan dalam dunia wedding biasanya orang pakai foto kanvas, foto dicetak, dikasih bingkai, pake kaki kanvas atau bangku. Kita pikir itu merupakan sebuah sekat. Jadi kita mikir foto itu dibuat biar terlihat. Dan tentu harus terlihat menarik. Biar menarik dibuat sebesar itu,” ungkap Lala.
Lala mengaku, WO yang dipimpinnya ingin menghilangkan kesan, bahwa banyak calon pengantin menganggap jika jasa WO sangatlah mahal. Belum lagi banyak WO yang ternyata tidak dapat mewujudkan keinginan mereka.
“Prewedding kita kosepin. Istrinya suka Korea, mereka berdua suka baju hoodie. Kita tambahin gaya anak jalanan. Kita juga bikin Kungfu Hustle, ide gila dari ngobrol berempat, kita bikin apa. Karena orangnya sama kayak jaga toko, karena dia punya toko. Ya sudah lah gaya dia jaga toko. Kita foto di tokonya di Depok,” sambungnya
Anggapan tersebut ternyata tidak sepenuhnya benar. Buktinya, salah satu WO bernama Behind Dstory mampu mewujudkan impian para pengantin dengan budget yang cenderung tidak mahal. Behind Dstory yang dikelolanya memang selalu berusaha mengutamakan kepuasan pelanggannya.
Ide-ide segar pun selalu mereka terapkan dalam membuat konsep pernikahan. Bahkan tak jarang, ide-ide mereka cenderung out of the box yang sama sekali tak terfikir oleh orang lain bahkan oleh calon pengantinnya sendiri.
Kepuasan pelanggan memang selalu yang menjadi utama. Apalagi kepuasan tersebut terjadi dari ide-ide gila yang dikembangkan oleh Lala dan Dany.
“Tipe pengantin ini out of the box. Paling suka dapat pengantin yang berani, dia tahu apa yang dia mau. Yang sulit adalah ketika ketemu klien, “aduh uang saya nggak cukup. Ya sudah begini ajalah”. Duh padahal nggak gitu,” jelas Lala.
Behind Dstory sendiri sebenarnya terbentuk pada tahun 2019 lalu. Semua berawal dari kekecewaan Dany Wongso saat membuat pesta pernikahan. Saat itu Dany merasa jika vendor yang ia sewa tak dapat mewujudkan apa yang ia inginkan.
“Marah, kecewa dan sedihlah, karena apa yang saya dapat nggak sesuai harapan. Kecewa, akhirnya saya bilang ke kakak saya, sedih, jangan sampai ada orang yang alami seperti saya. Karena rasanya benar-benar nggak enak, nggak bisa diulang, seumur sehidup sekali,” ujar Dany Wongso.
Berangkat dari sanalah, Dany akhirnya berkolaborasi dengan Lala untuk membuat WO yang selalu mengutamakan kepuasan pelanggan.
“Akhirnya saya dan kakak sepakat bangun Behind Dstory ini berdasarkan kisah saya yang saya kombinasikan dengan kemauan klien. Jadi kita desain by custom sesuai dengan apa yang klien mau,” tutur Dany.
“Sebenarnya kita adalah orang yang berada di balik layar. Kita nggak bisa muncul. Yang kita munculkan selalu klien. Tapi saya ingin buat perbedaan,” jelasnya.
Dany Wongso sebagai Founder dari Behind D’story menegaskan, WO bukan pembantu, tapi partner dalam mewujudkan impian pernikahan banyak orang. Klien pernikahan yang memakai WO sering dipandang khalayak ramai sebagai orang berduit.
Kehadiran Behind Dstory akan menetralisir hal ini karena yang terpenting sebenarnya memakai jasa WO bertujuan untuk membantu dan berpartner. Memberikan ide serta saran dan kebiasaan tradisi acara pernikahan, mendampingi dalam memilih vendor, dua belah pihak yang akan bersatu dalam pernikahan
Sebagai partner Lala-Dany menyedikan waktunya selama 24 jam untuk bertemu klien dalam menyamakan persepsi sebelum pernikahan.
“Nggak ada batas waktu, jam berapa pun klin ajak ketemu ayo. Dokter gigi tutup jam 9 malam, ketemu jam 10. Orang pajak ajak ketemu sebelum berangkat kerja, kita ngopi dirumahnya jam 6 pagi. Pernah juga bolak balik ke Bandung ketemu klien yang akan menikah di Jakarta,” kata Dany.
Dibalik suksesnya sebuah keberhasilan pernikahan terdapat cerita dan memory yang tidak terlupakan. Behind Dstory hadir untuk berdedikasi dalam merencanakan dan mengekspresikan gaya serta kisah unik dan pribadi dari setiap klien.