Tuesday, July 1, 2025
Cakraline
  • Home
  • Celebrity
    • Lifestyle
  • Female
    • Inspiratif
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Isu Khusus
  • Film & Musik
    • Fashion
    • Musik
  • travel
    • Destinasi
    • Galeri
  • Video & TV Streaming
  • Olahraga
    • Lokal
    • Internasional
  • Home
  • Celebrity
    • Lifestyle
  • Female
    • Inspiratif
  • Nasional
    • Ekonomi
    • Politik
    • Isu Khusus
  • Film & Musik
    • Fashion
    • Musik
  • travel
    • Destinasi
    • Galeri
  • Video & TV Streaming
  • Olahraga
    • Lokal
    • Internasional
Morning News
No Result
View All Result
Home Nusantara

Catatan Arcandra Tahar Perubahan Iklim dan Emisi Gas Rumah Kaca

by sal
November 10, 2021
0
0
SHARES

Cakraline.com. Jakarta – Kita sering mendengar tentang terjadinya perubahan iklim yang ditengarai disebabkan oleh emisi gas rumah kaca. Perubahan iklim yang paling dikhawatirkan adalah terjadinya pemanasan global dengan naiknya rata rata suhu bumi diatas 1.5 degree Celsius di abad ini. Apa masalahnya kalau suhu bumi naik hanya beberapa derajat? Bukankah manusia dibekali oleh akal agar mampu beradaptasi dengan perubahan iklim ini?

Arcandra-Tahar-foto-@Instagram
Arcandra-Tahar-foto-@Instagram

Sebelum kita membahas akibat dari pemanasan global ini, alangkah baiknya kita urai dulu apa peyebabnya. Ada beberapa jenis gas yang dihasilkan dari kegiatan manusia yang menjadi penyebab utama dari pemanasan global. Pertama, gas karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari pembakaran batubara, minyak dan gas bumi di sektor kelistrikan, tranportasi, pertambangan terutama smelter, industri semen dan baja.

Kedua, gas methane (CH4) yang dihasilkan dari sektor pertanian dan peternakan, juga dari gas alam yang dibuang ke udara (gas venting) di sektor minyak dan gas bumi. Di sektor peternakan, kotoran hewan ternak seperti sapi, kerbau dan kuda merupakan penyumbang gas methane yg cukup signifikan. Tanaman padi termasuk penyumbang terbesar disektor pertanian. Ketiga, gas nitrous oxide (N2O) yang dihasilkan dari pengolahan tanah yang diberi pupuk di sektor pertanian.

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa bukan sektor energi dan pertambangan saja yang menjadi kontributor emisi gas rumah kaca. Sektor pertanian dan peternakan juga cukup berperan. Sekitar 65% emisi gas berasal dari proses pembakaran energi fosil. Menurut data yang kami peroleh, salah satu contoh pabrik penyumbang terbesar dari emisi gas rumah kaca adalah pabrik Coal to Liquid (CTL) punya Sasol di Afrika Selatan yang mengubah batubara menjadi minyak sintetis.

Kenapa gas karbondioksida, methane dan nitrous oxide dapat memberi efek rumah kaca? Sinar matahari yang menyinari bumi kemudian akan dipantulkan kembali ke atmosphere.  Dengan adanya 3 jenis gas tsb di atmosphere, maka bumi tidak beku dan nyaman untuk didiami. Namun demikian kalau emisi gas ini terlalu banyak, maka terjadi ketidakseimbangan sehingga suhu bumi menjadi lebih panas dari yang dibutuhkan.

Secara sederhana dapat diumpamakan kalau kita punya ruangan yang keseluruhan (ke-6) sisinya terbuat dari kaca (rumah kaca) kemudian disinari oleh matahari terus menerus, maka udara panas akan terperangkap dalam ruangan tersebut.

Akibatnya suhu ruangan menjadi naik. Inilah kira-kira yang disebut dengan efek rumah kaca. Atmosphere yang berisi gas CO2, CH4 dan N2O berfungsi sebagai kaca yang membuat temperatur bumi meningkat.

Kalau rata-rata suhu bumi naik beberapa derajat, apa pengaruhnya terhadap makhluk hidup dan lingkungannya? Banyak ilmuwan berpendapat bahwa perubahan iklim seperti cuaca dingin yang ekstrem (terjadi di Texas awal tahun 2021), badai typhon dan hurricane yang semakin tahun semakin besar, kekeringan yang menyebabkan kebakaran hutan yang hebat di California dan mencairnya es di kutub menjadi contoh dari efek perubahan iklim ini.

Dari beberapa contoh diatas, yang menggelitik adalah kalau es di kutub mencair, apakah permukaan air laut akan naik sehingga akan menenggelamkan banyak kota di dunia? Sebagian besar dari kita mungkin punya kekhawatiran seperti itu. Benarkah? Mari kita dalami sedikit pemahaman ini.

Es yang membeku akan punya volume sekitar 10% lebih besar dibandingkan dengan wujud cair. Akibatnya density es lebih kecil daripada air, sehingga es mengapung di air. Silahkan coba sendiri di rumah dengan memasukan batu es ke dalam gelas yang berisi air. Akan terlihat ada sekitar 10% volume batu es yang muncul dipermukaan air gelas (dalam bahasa Inggris dikatakan tip of the iceberg). Kalau batu es ini mencair, apakah permukaan air di gelas akan naik? Jawabannya tidak, permukaan air di gelas akan tetap walaupun batu es sudah mencair. Penasarankan?

Jadi kalau es mencair, akankah menaikkan permukaan air laut? Jawabannya bisa iya dan bisa juga tidak. Iya kalau es (glacier dan ice sheets) yang mencair adalah es yang membeku di daratan seperti di Greenland dan antartika. Tidak kalau es yang mencair adalah es yang membeku dilautan.

Dengan kenaikan rata-rata suhu bumi diatas 1.5C, diperkirakan permukaan air laut akan naik sekitar 2 meter. Dapat dibayangkan banyak kota akan tenggelam di dunia ini. Karena itu kesadaran umat manusia untuk lebih bijaksana dalam memanfaatkan sumber energi yang tersedia demi mengurangi efek negatif dari emisi gas rumah kaca menjadi sangat penting. Semoga.

No Result
View All Result

Recent Posts

  •  Tak Kuat dihujat Nitizen Sri dan Fitri Ambil Kembali Ibu Kandung dari Panti Jompo Griya Lansia
  • Mitha The Virgin Kehilangan Ibunda Tercinta, ‘ Aku sudah iklas’
  •  InJourney Kembali Gelar Pelatihan Hospitality di Timur Indonesia
  • Walikota Depok Minta Agar Event Expo Happy Catz Show Lebih Dikembangkan
  • Yuni Shara  Gelar Konser 3553 Simbol Transformatif dalam Hidup Sang Diva

Recent Comments

    Archives

    • June 2025
    • May 2025
    • April 2025
    • March 2025
    • February 2025
    • January 2025
    • December 2024
    • November 2024
    • October 2024
    • September 2024
    • August 2024
    • July 2024
    • June 2024
    • May 2024
    • April 2024
    • March 2024
    • February 2024
    • January 2024
    • December 2023
    • November 2023
    • October 2023
    • September 2023
    • August 2023
    • July 2023
    • June 2023
    • May 2023
    • April 2023
    • March 2023
    • February 2023
    • January 2023
    • December 2022
    • November 2022
    • October 2022
    • September 2022
    • August 2022
    • July 2022
    • June 2022
    • May 2022
    • April 2022
    • March 2022
    • February 2022
    • January 2022
    • December 2021
    • November 2021
    • October 2021
    • September 2021
    • August 2021
    • July 2021
    • June 2021
    • May 2021
    • April 2021
    • March 2021
    • February 2021
    • January 2021
    • December 2020
    • November 2020
    • October 2020
    • September 2020
    • August 2020
    • July 2020
    • June 2020
    • May 2020
    • April 2020
    • March 2020
    • February 2020
    • January 2020
    • December 2019
    • November 2019
    • October 2019
    • September 2019
    • May 2018

    Categories

    • Destinasi
    • Ekonomi
    • Event
    • Exclusive
    • Fashion
    • Film
    • Galeri
    • Inspiratif
    • Isu Khusus
    • Kolom Mahasiswa
    • Musik
    • Nusantara
    • Regional
    • Transportasi

    Meta

    • Log in
    • Entries feed
    • Comments feed
    • WordPress.org
    • Destinasi
    • Ekonomi
    • Event
    • Exclusive
    • Fashion
    • Film
    • Galeri
    • Home
    • Inspiratif
    • Internasional
    • Isu Khusus
    • Kontak
    • Lifestyle
    • Lokal
    • Musik
    • Pedoman Pemberitaan Media Siber
    • Politik
    • Regional
    • Susunan Redaksi

    © 2024 Cakraline

    No Result
    View All Result
    • Home
    • Celebrity
      • Lifestyle
    • Female
      • Inspiratif
    • Nasional
      • Ekonomi
      • Politik
      • Isu Khusus
    • Film & Musik
      • Fashion
      • Musik
    • travel
      • Destinasi
      • Galeri
    • Video & TV Streaming
    • Olahraga
      • Lokal
      • Internasional

    © 2024 Cakraline