Kecelakaan laut di peraian Debut, Kabupatan Maluku Tenggara, Maluku menyebabkan Bagus Adi Prayogo (21) dan Septian Eka Rahmadi mahasiswa Program Sarjana Fakultas Kehutanan UGM. Sedangkan Septian adalah mahasiswa Sarjana Program Studi Teknologi Informasi, Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, meninggal dunia. Keduanya sedang menjalankan program Kuliah Karma Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Unit Manyeuw.

Mahasiswa UGM sedang menjalankan Bagus dan Septian bersama tujuh orang temannya didampingi lima warga local mengunakan longboat untuk mengambil pasir yang digunakan sebagai bahan pembangunan Artficial Patch Reef (APR).
Saat perjalanan pulang longboat tersebut terguling akibat ombak besar, lima diantara selamat, dua orang meninggal dunia. Longboat membawa 12 penumpang. Dalam perjalanan dari Pulau Wahr menuju Desa Debut, Kecamatan Manyeuw, kapal tersebut dihantam gelombang tinggi sehingga terbalik di perairan Pulau Wahr.
Dari lima yang selamat, dua orang kondisinya cukup baik, Deren dan Pratista Hilamawan.Tiga orang dirawat, Muhammad Arva, Ridwan Rahadian di RS Karel Satsuitubun. Afifudin Baliya dirawat RS Hati Kudus Langgur.
Meninggalkan Bagus dan Septian membuat ratusan warga desa Debut banyak yang menanggis. Jenazah almarhum Bagus sudah diserahkan pada keluarga di Desa Butoh, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.
Septian diserahkan pada keluarga di Desa Brang Biji, Kecamatan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada penerbangan Kamis (3/7) pagi. “Saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat sekitar, pemerintah setempat, dan seluruh pihak yang telah pemulangan jenazah,” ucap Rektor UGM, Prof. Ova Emilia.
Ova Emilia, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam karena telah kehilangan dua orang putra terbaik bangsa. “Saya atas nama UGM menyampaikan duka cita mendalam. Mereka adalah mahasiswa yang cerdas dan aktif, pemuda yang mendedikasikan dirinya untuk peduli pada isu lingkungan,” tuturnya.
Ratusan sivitas akademika UGM menggelar doa bersama untuk mending Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo yang meninggal dunia kecelakaan laut di perairan Debut, Maluku Tenggara. Doa bersama seluruh sivitas dilaksanakan dilaksanakan pada Kamis (3/7) sore pukul 15.30 di Balairung UGM.
Doa bersama dilaksanakan secara khidmat dipimpin oleh Prof. drh. Agung Budiyanto, M.P., Ph.D. Turut hadir dalam acara ini jajaran pimpinan, fakultas, dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa untuk memberikan doa terbaik bagi korban dan keluarga yang ditinggalkan. “Kedua ananda wafat dalam keadaan jihad, berjuang mencari ilmu, karena memperjuangkan kebaikan dalam kehidupan masyarakat,” ungkap Agung.
Iringan doa menyertai kepulangan Septian dan Bagus, semoga amal ibadah dan jariyahnya diterima dan diberikan tempat terbaik di sisi-Nya.