Cakraline.com. Luasnya daerah yang terdampak banjir dan bandang dan tanah longsor di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menyebabkan bantuan terlambat sampai ke daerah-daerah terpencil.
Meski terisolir, tim MER-C Indonesia yang berasal dari Padang dan Medan yang turun ke lokasi bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat melakukan mobile clinic untuk bisa menjangkau wilayah terdampak bencana banjir dan tanah longsor yang terisolir, Selasa/12 Maret 2024. Mobile clinic dilakukan bekerjasama dengan Tim Kesehatan dari Puskesmas setempat.
“Selain membuka pelayanan pengobatan di Posko Induk di nagari Lubuk Nyiur, Tim MER-C juga melakukan mobile clinic di nagari Teratak Tempatih. Pasien yang ditangani tercatat sebanyak 108 orang, dengan kasus penyakit tertinggi yaitu gatal gatal dan nyeri otot serta 2 perawatan luka,” Wirsal, salah satu perawat anggota Tim MER-C melaporkan dalam keterangan tertulisnya di terima Cakraline.com.
Ia memaparkan bahwa banjir yang melanda Kab. Pesisir Selatan terjadi di beberapa titik. Korban terbanyak berada di Kec. Bayang, Kec. Terusan dan Kec. Sutera. Berdasarkan informasi yang didapat dari BPBD Pesisir Selatan, jumlah korban jiwa akibat bencana ini berkisar 23 orang yang sudah teridentifikasi, 1 orang masih diidentifikasi, dan 5 orang lainnya masih dalam proses pencarian.
Sementara total pasien korban bencana yang telah ditangani oleh Tim MER-C sejak Senin/11 Maret 2024 mencapai sekitar 345 orang. Hasil pantauan Tim MER-C di lapangan, masih banyak reruntuhan reruntuhan rumah warga yang belum ditangani dan infrastruktur yang terputus akibat longsoran juga masih belum ditangani.
Rabu/13 Maret 2024, Tim MER-C masih terus melanjutkan kegiatan mobile clinic yang akan menelusuri desa yang terisolir, yaitu nagari Langgai kec. Sutera. Akses ke nagari atau desa ini masih sulit karena sempat terputus akibat longsoran. Listrik juga maish padam dan jaringan internet tidak ada.
*Korban Banjir di Pesisir Selatan Masih Minim Bantuan dan Butuh Air Bersih*
Korban banjir dan longsor di Pesisir Selatan Sumatera Barat membutuhkan bantuan air bersih pasca bencana yang melanda wilayah tersebut pada Kamis (7/3). Hal ini dikatakan Kepala Puskesmas IV Koto Mudik. Kec. Batang Kapas, Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Sukmatal Kadipopu Rita Saif, S.Kep.,Ns saat kegiatan mobile clinic bersama Tim MER-C di kecamatan Batang Kapas, salah satu wilayah terdampak bencana yang terisolir.
“Akses ke wilayah kerja kami, sempat terputus tidak bisa dilalui kendaraan dan tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki selama dua hari. Alhamdulillah saat ini sudah bisa diakses kendaraan roda dua, kendaraan roda empat masih belum,” ujarnya.
“Keadaan tempat kami sekarang ini, kami sangat membutuhkan air bersih karena semua sumber air bersih di sini sudah tidak bisa kami gunakan lagi. Untuk sementara masyarakat kami menggunakan MCK adalah air sungai padahal air sungai sangat tidak bagus untuk kesehatan. Sungai saat ini keadaan sungainya juga cukup parah dampak dari banjir,” lanjutnya.
Ia juga mengkhawatirkan apabila masalah air bersih tidak segera ditangani maka bisa menyebabkan penyakit ISPA akan lebih meningkat lagi dan juga munculnya penyakit diare.
Selain itu, warga korban banjir juga mengeluhkan masih minimnya bantuan yang mereka peroleh seperti bahan makanan, air bersih dan pelayanan kesehatan.