Cakraline.com. Bogor – “Saya sangat bersyukur dan menikmati sekali selama tiga minggu di rumah. Betah banget dengan melakukan berbagai aktivitas yang positif dan menyenangkan.
Semua itu saya lakukan bersama keluarga untuk mendukung imbauan pemerintah agar di rumah saja guna memutus rantai penyebaran virus corona,” ungkap saya merespon pertanyaan banyak teman.
Hari ini, Minggu (5/4/2020) saya genap tiga minggu berada di rumah. Terakhir tiga minggu lalu, tepatnya Minggu malam (15/3/2020) tiba di rumah Bogor via Bandara Halim Perdanakusuma dari Bandung. Setelah Sabtu malam (14/3/2020) bersama si bungsu Ero menghadiri pernikahan Annisa Fathia dan Dhipo Ryantio di Gedung Prof Satrio Seskoad.
Rencana semula Senin pagi (16/3/2020) ke Pekanbaru untuk sharing Komunikasi dan Motivasi di Hotel Pesonna Pekanbaru milik Pegadaian. Kemudian Selasanya (17/3/2020) ke Makassar untuk melakukan kegiatan yang sama di Hotel Pesonna Makassar.
Setelah melihat eskalasi penyebaran virus corona makin meningkat maka saya memutuskan menunda acara di Pekanbaru dan Makassar. Itu saya lakukan setelah komunikasi dengan Direktur Pesonna Indonesia Jaya Sriyani yang mengundang saya untuk sharing Komunikasi dan Motivasi di sembilan hotel Pesonna.
Banyak teman yang mengetahui aktivitas saya 15 tahun terakhir – setelah berhenti dari Semen Cibinong – mengkhawatirkan kondisi saya. Terutama yang mereka soroti adalah kegiatan rutin saya selama belasan tahun ke berbagai daerah di Indonesia dan mengunjungi puluhan negara.
Alhamdulillah saya sudah jalan ke-34 provinsi di Indonesia dan 34 negara. Terakhir pada Januari 2020 lalu bersama istri Retno Setiasih, ke Korea Selatan. Rencana semula mau menghadiri wisuda si sulung Alira di Korea University Business School di Seoul. Belakangan karena corona acaranya dibatalkan.
Kebiasaan 15 Tahun Terakhir, Senin Dinihari Meninggalkan Rumah dan Jumat Malam Kembali
Sekitar 15 tahun terakhir kebiasaan saya adalah Senin dinihari meninggalkan rumah Bogor. Tujuannya ke Bandara Soekarno-Hatta Tangerang atau Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta. Dari sana ke berbagai kota.
Ada kota yang saya datangi hitungannya jam. Setelah seluruh urusannya tuntas, melanjutkan perjalanan ke daerah lain. Dalam sehari bisa mengunjungi tiga atau empat tempat yang berbeda.
Ada juga yang saya harus menginap semalam atau beberapa malam. Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan.
Aktivitas utama saya adalah silaturahim serta sharing Komunikasi dan Motivasi. Kedua kegiatan itu dilakukan secara bersamaan. Ibarat sambil menyelam minum Aqua, eh… maksudnya air.
Biasanya Jumat sore atau malam dengan penerbangan terakhir kembali ke rumah Bogor via Bandara Bandara Soekarno-Hatta Tangerang atau Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta. Terkadang baliknya ke rumah Yogyakarta.
Terkadang untuk memenuhi undangan sharing Komunikasi dan Motivasi, saya melaksanakannya Sabtu dan Minggu. Pihak pengundang sengaja melakukan pada hari libur agar tidak mengganggu jam kerja.
Hikmah dengan Pandemi Corona
Setelah pandemi corona, semua aktivitas itu terhenti. Menyesalkah saya? Sama sekali tidak. Saya mengambil hikmah dari semua itu. Ternyata TUHAN sedang menunjukkan kebesaranNYA dan kasih sayangnya ke saya.
Kenapa? Dengan merebaknya virus corona, saya “dipaksa” untuk istirahat total di rumah. Tidak ke mana-mana kecuali ada hal-hal yang sangat penting.
Paling jauh perjalanannya ke Jakarta. Pada Senin (23/3/2020) lalu bersama Ero. Kami ikut rapat di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Jl Pramuka Jakarta. Sekaligus silaturahim dan diskusi dengan teman akrab saya, Letjen TNI Doni Monardo yang kini mendapat amanah sebagai Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
Di luar itu hanya di Bogor. Ke bank, apotik, dan super market untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Selebihnya mayoritas di rumah.
Menyalurkan Sepuas-Puasnya Hobi Membaca, Silaturahim Melalui Media Sosial
Apakah bosan? Sama sekali tidak. Selama di rumah saya sangat menikmati. Bisa menyalurkan sepuas-puasnya hobi membaca. Kalau biasa rata-rata sehari membaca sekitar enam jam, sekarang ini bisa lebih.
Aneka bacaan tersedia. Mulai dari buku, majalah, koran, hingga di media sosial. Semuanya sangat bermanfaat. Menambah pengetahuan, wawasan, ilmu, dan pengalaman.
Silaturahim dengan para saudara dan teman-teman tetap jalan melalui media sosial. Kualitasnya terjaga dengan baik.
Setiap hari lewat berbagai tulisan, saya tetap menyapa mereka. Respon hangat dan akrab selalu saya rasakan. Saling menguatkan untuk selalu sehat dan bahagia.
Melaksanakan sholat wajib juga bisa tepat waktu. Begitu dengar azan dari masjid, diupayakan secara maksimal untuk sholat. Dilanjutkan dengan sholat sunnah.
Untuk kebutuhan jasmani tersedia makanan plus buah-buahan. Kalau ingin makanan yang tidak ada di rumah, tinggal _GoFood_ saja. Begitu dipesan tidak lama kemudian sudah tiba di rumah.
Di luar itu, sesuai anjuran WHO, setiap pagi berjemur di bawah sinar matahari. Aktivitas itu dilakukan sambil membaca atau menyapa teman-teman lewat media sosial.
Ternyata kunci betah atau tidaknya seseorang tinggal di rumah tergantung bagaimana orang itu menyikapi keadaan yang ada. Utamanya adalah selalu bersyukur dengan semua yang telah diterimanya dan bersikap ikhlas menerima kondisi yang ada.
Harus yakin bahwa TUHAN saat ini memberikan cobaan karena sayang pada umatNYA. Mari kita ambil hikmahnya sebagai bekal menjalani hidup di hari-hari mendatang.
Semoga corona dapat segera diatasi bersama-sama. Caranya antara lain dengan berdiam diri di rumah, selalu berusaha secara optimal hatinya bersih sehingga kondisinya tenang dan daya tahan tubuhnya kuat, berpikir positif, serta mengkonsumsi makanan yang bergizi. Aamiin ya robbal aalamiin…