Cakraline.com. Jakarta – “Besok (Rabu hari ini, 10/6/2020-pen) yang duduk di sini hanya Presiden Jokowi saja. Jangan ada yang dekat beliau. Sedangkan dua menteri yang mendampingi yakni Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pak Muhajir Effendy dan Menteri Sekretaris Negara Pak Pratikno duduk di sisi kanan dan kiri beliau. Saya duduknya di dekat Pak Muhajir,” ujar Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo Selasa tadi malam (9/6/2020) kepada para pejabat eselon satu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di ruang Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) lantai 11 Gedung Graha BNPB Jakarta Timur.
Kemarin siang begitu dapat informasi bahwa Presiden Jokowi mau kunjungan kerja ke Graha BNPB untuk mendapat penjelasan lebih detail dan melihat langsung penanganan Covid-19, Doni langsung memerintahkan jajarannya untuk mempersiapkan secara optimal kunjungan tersebut. Masing-masing mendapat tugas sesuai dengan bidangnya.
Komunikasi dengan pihak Istana terus dilakukan terutama untuk memastikan waktu kedatangan Presiden Jokowi. Tadi malam baru dapat kepastian datangnya sekitar pukul 11.00.
Seusai memimpin video conference terkait dengan ketenagakerjaan di lantai 10, Doni bergegas ke lantai 11. “Pak Aqua sudah pernah ke ruang Pusdalops di lantai 11? Ayo kita ke sana,” ajak Doni ke saya.
Saat keluar ruangannya menuju lift, Doni papasan dengan belasan anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dari Grup A yang akan mengecek kondisi keamanan di sana. Sebagian di antara mereka pernah jadi anak buah Doni.
“Tolong tetap jaga jarak ya. Di ruangan jangan terlalu ramai orangnya,” pesan Doni.
“Ssssssssiiiiiiiaaaaaapppppp… Jenderal.” Jawab mereka serentak.
Undang Seluruh Gubernur, Doni Putuskan Presentasi Empat Halaman Selama Lima Menit
Begitu keluar lift lantai 11, saat menuju ke ruang Pusdalops, Doni memperhatikan secara detail kiri kanan yang dilaluinya. Itu adalah rute yang akan dilewati Presiden Jokowi.
Begitu tiba di ruang Pusdalops, mantan Danjen Kopassus itu melihat ke tiga layar besar yang ada di depannya. Menanyakan penggunaan ketiga layar itu saat Presiden Jokowi berada di ruangan itu.
Kemudian mengecek pengeras suara. “Ini suaranya kurang keras. Tolong dibenarin agar besok saat Presiden Jokowi memberi arahan, dapat didengar dengan jelas,” pesan Doni.
Sementara Kolonel Inf Lucky Avianto menyiapkan paparan Doni. Setelah diskusi dengan Ketua Tim Pakar Prof Wiku Adisasmito dan anggotanya Dewi Nur Aisyah PhD, Doni memutuskan materi presentasinya empat halaman.
“Besok yang bicara di hadapan Presiden Jokowi adalah saya, Prof Wiku, dan Dr Dewi. Total waktunya 20 menit. Saya hanya butuh waktu sekitar lima menit,” kata Doni.
Sedangkan kepada Kepala Pusdalops BNPB Dr Bambang Surya Putra, bapak tiga anak dan satu cucu itu memerintahkan untuk mengundang seluruh Gubernur sebagai Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di provinsinya masing-masing. Sekaligus menanyakan pihak Istana apakah ada acara tanya-jawab dengan Presiden Jokowi.
Kepada semua yang hadir Doni berpesan agar saat Presiden Jokowi hadir, di ruang Pusdalops orangnya jangan terlalu banyak. Juga tetap jaga jarak dan melaksanakan protokol kesehatan.
Tekankan Jaga Kebersihan, Dikenal Bersahaja dan Rendah Hati
Begitu melihat ada lampu yang kedap-kedip, Kepala BNPB itu sambil menunjuk ke lampu langsung berkomentar. “Lampu itu segera diganti. Jangan saat Presiden Jokowi di sini, lampunya seperti itu.”
Doni menegaskan agar kebersihan di ruangan itu dan di jalan yang akan dilalui Presiden Jokowi, jadi perhatian utama. Begitu melihat ada karpet yang kotor, pria yang berasal dari Tanah Datar, Sumatera Barat itu minta untuk dibersihkan dan di-_vacum cleaner_.
“Besok pagi pukul 08.00 kita kumpul lagi di sini. Melakukan gladi bersih,” pesan Doni ke jajarannya.
Setelah sekitar sejam di ruang Pusdalops, saat mau kembali ke ruangannya di lantai 10, di sebelah kiri jalan pada salah satu ruangan, Doni melihat ada sepasang sandal. “Tolong sandalnya dipindah. Jangan sampai kelihatan,” ungkap Doni.
Saat masuk lift menuju ke lantai 10, Doni tidak melihat tusuk gigi yang biasa digunakan untuk menekan tombol ke lantai yang dituju. Biasanya itu ada di setiap lift di Gedung Graha BNPB.
“Pak Egy tolong di sini tetap ada tusuk gigi agar untuk menyentuh tombolnya tidak pakai jari tangan,” pesan Doni kepada Tenaga Ahli BNPB Bidang Komunikasi Egy Massadiah.
Saat duduk di ruang tamunya sambil memeriksa semua surat yang masuk – ada yang perlu didisposisi dan ditandatangani – Doni tetap memberikan instruksi termasuk menyebutkan para menteri yang diundang menghadiri vicon dengan Presiden Jokowi. Semua perintah itu disampaikan kepada Kolonel Czi Budi Irawan, Kolonel Arh M Hasyim Lalhakim, dan Egy yang dengan setia hampir 3 bulan selama 24 jam bersama Doni di Graha BNPB.
Pengalaman Doni selama 2 tahun lebih (15 Juni 2012 – 5 September 2014) menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) ke-20 membuat dirinya sangat detail dan komprehensif setiap mempersiapkan acara terutama yang terkait dengan Presiden Jokowi. Semuanya diupayakan optimal dan nyaris sempurna sehingga hasilnya maksimal dan memuaskan seluruh pihak terkait.
Tadi malam saya bersama Doni hingga sekitar pukul 23.30. Saat saya pamit Doni berpesan, “Terima kasih banyak Pak Aqua. Hati-hati di jalan. Semoga lancar dan tiba dengan selamat di rumah. Aamiin ya robbal aalamiin…”
Malam ini saya menyampaikan ucapan selamat kepada Doni atas suksesnya kunjungan Presiden Jokowi di kantornya. Lebih dari satu jam mantan Gubernur DKI Jakarta itu berada di sana dan puas dengan kinerja Doni bersama jajarannya.
“Alhamdulillah Pak Aqua. Semua itu berkat kerja keras dan kekompakkan Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Jadi yang hebat itu adalah Timnya,” pungkas Doni yang selama ini dikenal sangat bersahaja dan rendah hati.