Bermain film horor merupakan salah satu impian Laura Basuki. Pemeran Susi Susanti dalam film Susi Susanti – Love All mewujudkan impiannya dalam film serial Kisah Tanah Jawa: Merapi yang tayang di platform digital Iflix. Dalam serial bergenre horor ini, Laura berperan sebagai Nadia.
Ibu Owen Sanjaya, kelahiran Berlin, 9 Januari 1988 ini menceritakan, meski bermain film horror merupakan salah satu mimpinya, tapi beradu akting dengan genderuwo membuatnya takut dan deg-degan. Ketika Laura bertemu kali pertama dengan pemeran genderuwo itu, dia takut karena sosok lawan mainnya itu dia anggap mirip genderuwo sungguhan.
”Proses syutingnya menyenangkan sekali. Lawan main saya kebetulan genderuwo. Awalnya, saya takut dan deg-degan karena dia tinggi dan besar banget kayak genderuwo,” ucap Laura di M Bloc, Jakarta Selatan, Selasa lalu.
Pemeran genderuwo itu merupakan aktor lokal di lokasi syuting di Yogyakarta, yang memiliki postur tubuh tinggi. Tinggi pemeran genderuwo sekitar dua meter. Selama syuting Laura tidak mau terlalu dekat dengan pemeran genderuwo itu.
Bukan karena takut, ini karena istri Leo Satrya Sandjaja ini memiliki hal yang harus dia jaga demi mendalami karakternya sebagai Nadia.
”Dia tingginya sampai dua meter dan badannya juga besar. Aktor lokal asli Yogyakarta. Ketika ngobrol, orangnya agak medok suaranya pas lagi ngomong. Tapi, kalau lagi selesai syuting aku enggak mau dekat-dekat atau satu ruangan sama dia karena takut merusak imajinasi saja,” ujar dia.
Laura memilih menjaga jarak agar bisa lebih fokus pada chemistry Nadia yang dikisahkan dihantui rasa takut. ”Kaget, benar-benar enggak mau lihat mukanya karena serem banget, make up effect-nya bagus. Terus aku sebisa mungkin menjaga perasaan takut itu, enggak banyak ngobrol, enggak banyak kontak dengan dia supaya pas syuting kamera bisa nangkep ekspresi takut aku, “ kata Laura.
Kisah Tanah Jawa: Merapi berawal dari cerita berutas di forum Kaskus yang sempat ramai. Film ini diangkat dari kisah nyata Bonaventura Genta, melalui buku berjudul sama disutradarai Faozan Rizal, penulis naskah Salman Aristo. Syuting serial ini dilakukan selama 40 hari pada momen Ramadan tahun lalu Wonosari, Yogyakarta.