Sudah terlalu lama penyanyi senior Dian Piesesha vakum dunia musik.
Dian yang populer dengan tembangnya berjudul Tak Ingin Sendiri, beberapa waktu lalu bersama ratusan para pengemar merayakan 40 tahun Dien Piesesha Berkarya di sebuah café di Keboyarn Baru, Jakarta Selatan.
” Sudah kangen mendengar suara saya ya ? “ sapa Dian pada pengemar. Emak-emak yang mengenakan seraham putih itu serentak menjawan, iya. ” Nggak ada kok yang berubah dari saya, suara saya tetap seperti yang dulu. Saya juga masih muda,” seloroh Dian.
Sebagai pengobat rindu Dian membuka acara menyanyikan lagu Kuncup Hati Layu Pasti. Acaranya berlangsung meriah, pengemar datang dari berbagai kota di pulau Jawa. Lagu ini diciptakannya di tahun 1983. Dian nyanyi dengan penuh penghayatan sampai menitikkan air mata.
Dian tampil di panggung disambut antusias, pengemar merekam dengan kamera HP. “Jangan main HP, jangan moto-moto aja ya. Awas kalau nggak ikut nyanyi,” ancamnya disambut tawa para Fans.
Dian menceritakan, dalam waktu dekat akan merilis album berjudul Lembayung Ungu. Album itu menandai ‘40 Tahun Dian Piesesha Berkarya’. ”Ini lagu saya rekaman tahun 1985. Saya sudah lupa album ini karena sampat sakit, sekarang dikeluarin. Saya bahagia sekali,” ucap Dian.
Ibu dari empat anak menceritakan, album terbarunya. “ Itu rekaman asli, nggak ada yang diulang. Saya sudah lama mencari lagu-lagu di album ini karena banyak yang suka,” ujarnya.
Dian kemudian menyanyikan Lembayung Unggu. ”Saya lupa liriknya, sudah terlalu lama. Saya boleh lihat teks ya,” pinta Dian. Dian menyanyikan lagu terseburt penuh penghayatan.
Penyanyi kelahiran Bandung, 9 Maret 1961, meluncurkan album perdananya Katakanlah Sayang (1979). Tapi populer lewat lagu Bara Api senyummu (1983) dan album Aku Tak Ingin Sendiri (1984) yang populer hingga kini.
Dian terbilang sangat beruntung karena ratusan fansnya, mereka membuatkan sebuah acara spesial bagi idola mereka. Jadi ide dan konsep acara semua dari pengemar. ”Terima kasih sudah dibuatkan acara special ini,” puji Dian.
Diakui bersyukur meski sudah lama tidak merilis album hubungan dengan mereka tetap dekat, Bahkan ada fans memanggil Dian dengan nama Mami.
Leonard “Nyo” Kristianto, produser JK Record menjelaskan karena sifat yang eksklusif, acara ini dikemas dengan penonton hanya sekitar 150 orang saja. “Ini semua karena sifat pertunjukkannya yang bukan untuk umum,” kata Nyo yang meneruskan bisnis yang dirintis ayahnya, Judi Kristianto.
Acara ini juga bertepatan dengan pengenalan album Lembayung Ungu yang sekaligus menjadi tonggak telah 40 tahun Dian berkarya. ” Saya menemukan album tante Dian di perpustakaan JK, Lembayung Ungu belum pernah direlease. Dan moment perayaan 40 tahun Dian berkarya ini menjadi saat yang tepat untuk meluncurkan album yang tertunda selama 35 tahun,” ungkap Nyo.
Dian membagikan album Lembayung Ungu pada pengemar. Selain dijula secara digital, ada fisik juga, CD dan DVD,” kata Nyo.
Menurut Dian acara ini dibuat penggemar, ia sama sekali tidak mengatur apalagi membuat acara spesial ini dan semua murni dari mereka (DP Lovers).
Dian hingga saat ini masih setia berada dalam naungan JK Record. Dengan berkumpul bersama fansnya ini, Dian merasa inilah moment terbaiknya untuk mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kerja keras fans dengan memberikan penampilan dan karya terbaiknya.
”Apa yang bisa aku kerjakan yang aku kerjakan. Apa yang Tuhan kasih, aku bersyukur banget,” ucapnya.