“Singapura yang merupakan negara paling maju di kawasan ASEAN di bidang pariwisata, turun lima peringkat, dari peringkat 12 ke 17 dunia. Malaysia, yang dikenal sebagai ‘musuh bebuyutan’ Indonesia, juga turun tiga peringkat, dari peringkat 29 ke 26. Thailand naik tiga tingkat, dari peringkat 34 ke 31. Sedangkan Vietnam naik 4 peringkat, dari peringkat 67 ke 63. Bagaimana dengan Indonesia?
Terhadap fenomena itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya berharap Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) bisa mengkoordinasikan para industri pariwisata di daerah untuk sama-sama berperan dalam proses pengembangan ekosistem pariwisata di Tanah Air.
Hrapan itu disampaikan Menpar Arief Yahya saat membuka Rakernas GIPI II Tahun 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2019). Dikatakannya GIPI berfungsi sebagai mitra kerja pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta wadah komunikasi dan konsultasi para anggotanya dalam penyelenggaraan dan pembangunan kepariwisataan.
“Sebaiknya, industri pariwisata dikoordinasikan oleh GIPI, karena GIPI sangat mudah untuk lintas kementerian dan lintas sektor. Namun tantangan terbesarnya adalah environmental sustainable development, karena GIPI lebih cair sehingga bisa tidak membuat antar kementerian berhadap-hadapan,” katanya.
Menpar mendorong semua anggota GIPI untuk meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia, dengan menggunakan kriteria yang berlaku di dunia seperti Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) yang dikeluarkan oleh World Economic Forum (WEF).
“Sebagai bentuk sinergi Pentahelix, para industri untuk berpartisipasi meningkatkan daya saing pariwisata Indonesia dengan memberikan dukungan dan berpartisipasi dalam upaya-upaya strategi perbaikan pariwisata Indonesia sesuai dengan pilar-pilar TTCI, khususnya pada Top Bottom 3, yaitu Environmental Sustainability, Health and Hygiene, dan Tourist Service Infrastructure,” katanya.
Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia yang diranking oleh lembaga dunia, World Economic Forum (WEF) dalam Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) 2019 beranjak naik. Kini berada di posisi 40 dari 140 negara yang dikalibrasi dengan global standar.
Seperti diketahui, Singapura yang dinilai paling maju di kawasan ASEAN, turun lima peringkat, dari peringkat 12 ke 17 dunia. Malaysia, yang dikenal sebagai ‘musuh bebuyutan’ Indonesia, juga turun tiga peringkat, dari peringkat 29 ke 26. Thailand naik tiga tingkat, dari peringkat 34 ke 31. Sedangkan Vietnam naik 4 peringkat, dari peringkat 67 ke 63.
Pada kesempatan yang sama, Ketua GIPI, Didien Junaedy menegaskan, GIPI sebagai mitra pemerintah siap mendukung program dalam meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia pada tahun mendatang.
“Peran industri pariwisata berada di garis terdepan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata Indonesia,” katanya.
Tujuan Rakernas II GIPI Tahun 2019 antara lain untuk melakukan evaluasi pelaksanaan program kerja GIPI dan kinerja kepengurusan serta menyusun program kerja untuk tahun berikutnya, dan melaporkan posisi keuangan GIPI. Selain itu untuk menampung pendapat dan usulan serta masukan dari anggota GIPI maupun DPD–DPD dan memperjelas koordinasi industri dengan Kementerian Pariwisata serta Kementerian/Lembaga terkait lainnya.
GIPI merupakan organisasi mandiri bersifat nirlaba, melaksanakan fungsinya sebagai mitra kerja pemerintah dan pemerintah daerah, serta menjadi wadah komunikasi dan konsultasi para anggota dalam penyenggaraan pembangunan kepariwisataan.