Cakraline.com-Selama dua hari, Selasa dan Rabu (10-11/12/2019) saya mengikuti kunjungan kerja Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo ke Ambon, Maluku. Agenda utamanya Peresmian pemasangan alat pengukur pasang surut air laut untuk peringatan tsunami di Pelabuhan Eri Teluk Ambon dan bedah buku berjudul Merawat Perdamaian 20 Tahun Konflik Maluku karya Rachma Fitriati dkk di Universitas Pattimura.
Kesempatan tersebut saya optimalkan untuk belajar banyak pada Doni. Apalagi saat berangkat, di pesawat Garuda Indonesia GA 0640 dan pulang naik GA 0647 kami duduknya bersebelahan – di 7KH dan 8KH – sehingga banyak kesempatan untuk diskusi. Saya menyimak semua yang disampaikan mantan Komandan Pasukan Pengamanan Presiden tersebut.
Seluruh yang disampaikan Doni menambah pengetahuan, wawasan, ilmu, dan pengalaman saya. Manfaatnya besar sekali. Alhamdulillah…Setiap komunikasi sama Doni banyak hal baru dan menarik. Namun tidak semuanya bisa diungkap. Sebagian _off the record. Saya selalu ingat pesan Bapak 3 anak dan Kakek 1 cucu itu, “Saya bicara apa adanya ke Pak Aqua. Silakan Bapak pilah dan pilih yang mau Pak Aqua share ke orang banyak.”
Dengan konsisten saya mentaati pesan Doni tersebut. Salah satu hal menarik – dari banyak hal baru yang aktual – yang disampaikan Doni adalah terkait dengan jabatan. Selama ini saya mengenal mantan Pangdam III/Siliwangi itu sebagai Jenderal yang tidak pernah mempermasalahkan jabatan seseorang. Doni sangat menghargai setiap orang yang berbicara dengan dirinya.
Doni melihat dan menilai setiap orang secara universal. Hebatnya sekecil apapun karya seseorang, selalu dihargai Doni. Apresiasi disampaikannya secara langsung sehingga orang yang menerima pujian itu merasa senang.
Dirinya yang Semula Merasa Besar Menciut jadi Kecil
Rabu sore kemarin (11/12/2019) sekitar sejam sebelum pesawat yang kami naiki mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang – di ketinggian 33 ribu kaki di atas permukaan laut – kami ngobrol yang topiknya tentang jabatan. Diskusinya mengenai hal-hal yang umum terkait dengan itu.
“Pak Aqua, sebaiknya seseorang merasa besar bukan karena jabatan yang diembannya. Terbaik adalah membesarkan jabatan yang diberikan dengan berbagai karya yang bermanfaat untuk orang banyak,” ungkap Doni.
Saya sangat sependapat dan mendukung sekali pernyataan Doni itu. Saya mengamati selama ini banyak orang yang merasa dirinya besar karena jabatan yang diembannya. Begitu dimutasi atau pensiun, kebesarannya menjadi hilang. Akibatnya ada yang mengalami hal-hal negatif seperti stress dan_post power syndrome_ sehingga terkena berbagai penyakit.
Begitu kekuatan atau _power_nya hilang karena sudah tidak menjabat, dirinya yang semula merasa besar menciut jadi kecil. Bahkan merasa seperti orang yang tidak berguna karena penghormatan dari orang banyak sudah berkurang drastis, malah mungkin tidak ada sama sekali.
Setiap Orang Dapat Berkarya, Paling Esensi Jabatan Bukanlah Segala-galanya
Kondisinya berbeda 180 derajat jika membesarkan jabatan dengan karya. Orang-orang yang semula meremehkan jabatan itu dan orang yang mendapat amanah untuk menjabat di posisi tersebut, sikapnya berbalik drastis jadi menghormati.
Tidak hanya itu, banyak orang merasa segan dengan pejabat tersebut karena tidak menyangka sama sekali karya2nya dirasakan dan bermanfaat untuk banyak orang. Ingat, sebaik2nya manusia adalah yg bermanfaat untuk sesama.
Paling esensi adalah bahwa jabatan bukanlah segala-galanynya. Setiap orang sesuai dengan kemampuan dan semua kelebihan yang dimilikinya dapat berkarya kapan saja dan di mana saja meski tidak memiliki jabatan.
Umpan balik dari orang2 yg merasakan langsung manfaat dari karya2nya itu adalah penghargaan yg tulus. Meski hal tersebut bukanlah target dan tujuan yg ingin dicapai saat berkarya.
Akhirnya Baru Menyesal, Sayang Nasi sudah Menjadi Bubur
Selama ini mereka yang mengutamakan karya tidak begitu peduli dengan jabatan yang diembannya. Menjabat atau tidak bagi dirinya sama sekali bukan hal yang mendasar dan tidak penting. Paling utama karya-karyanya bisa dirasakan manfaatnya oleh orang banyak.
Realitanya di negara ini masih banyak pejabat yang tidak berkarya. Saat menjabat hanya melakukan rutinitas saja. Akibatnya ketika sudah tidak menjabat tidak ada yg dikenang secara positif tentang dirinya baik dari jajarannya maupun pihak eksternal.
Paling berat adalah pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Saat TUHAN bertanya selama menjabat melakukan apa saja yang bermanfaat untuk orang banyak, tentunya tidak akan bisa menjawab. Akhirnya baru menyesal. Sayang nasi sudah menjadi bubur.
Alhamdulillah saya kembali mendapat pelajaran sangat berharga dari Doni. Topik bahasan kami sederhana sekali namun sangat mendasar. Menyangkut orang banyak sepanjang masa.
Mulai Kamis siang ini sampai Sabtu sore mendatang (12-14/12/2019) saya insya ALLAH kembali mendapat pelajaran dan pengalaman sangat berharga dari Doni. Saya ikut Doni yang melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Barat. Rencananya mendatangi banyak daerah yang terkait dengan Bencana alam antara lain Limapuluh Kota, Solok Kota, Solok Selatan, Kota Padang, dan Pariaman. Alhamdulillah.