Novel ‘Najima’ karya remaja berusia 14 tahun, Kanaya N.Ozora, Hari ini, Sabtu (5/10/2019) diluncurkan di Brood en Boter, Jalan Bangka Raya No. 25 Jakarta Selatan.
Peluncuran Novel “Najima” itu dikemas dalam diskusi santai dan akan dibedah oleh Beta Perwata, pendiri Tabeta Creative Space, dan Philips J. Vermonte, Direktur Eksekutif CSIS Jakarta.
Kedua pembedah ini akan membahas aspek penulisan kreatif dan kontekstual yang diangkat dalam novel berbahasa Inggris itu. Kanaya N. Ozora merupakan penulis muda binaan Iwec Indonesia.
“Najima” ditulis Kanaya melalui observasi dan kepekaan sebagai global citizen, yang diwarnai dengan meningkatnya segresasi sosial (pemisahan kelompok ras secara paksa) ke dalam gaya penulisan yang khas.
Naskah Najima dikembangkannya dalam waktu delapan bulan. Novel ini menceritakan dua dunia yang terpisah; tempat dua tokoh utama vovel itu tinggal, Kinasih dan Kareem.
Tumbuh di dalam sebuah masyarakat sekuler, Bumi, Kinasih terkejut ketika menemukan Planet Aardtoprak yang sama sekali berbeda, dan dia bertemu Kareem di sana.
Hidup Kinasih berubah secara drastis saat diminta datang ke Ibukota Aardtoprak, Istacca, dan harus berurusan dengan perang saudara yang berlangsung di sana.
Kedua tokoh (Kinasih dan Kareem) kemudian menemukan fakta mengejutkan yang telah lama disimpan rapat-rapat oleh Pemerintah demi mengatasnamakan stabilitas.
Sang penulis belia ini (Kanaya), mampu mengangkat friksi sosial dan politik identitas yang kian meruncing, serta menerjemahkannya secara berani dan kreatif ke dalam sebuah genre fiksi-sains yang jarang disentuh penulis pemula.
Interpretasi penulis berusia 14 tahun ini atas antitesis dari keberagaman dalam masyarakat menarik untuk dibaca.
Dibalut dengan latar budaya, dan ketidakpercayaan publik terhadap pemerintah, novel ini juga bertutur tentang hubungan keluarga, kesetiakawanan, bahkan romantisme remaja dengan plot yang tertata dan pilihan diksi yang matang untuk penulis seusianya.
Munculnya novel ini tentu memperkaya literasi berbahasa Inggris di Indonesia. Saat ini bisa dikatakan belum ada novel fiksi remaja dengan pendekatan kritis terhadap fenomena sosial dunia yang makin tersegregasi dan tidak inklusif.
Melalui acara peluncuran dan bedah buku ini diharapkan, terutama generasi muda menjadikan kreatifitas salah satu modalitas demokrasi dan diskursus tersendiri agar suaranya didengar.
Dengan demikian, akan lahir #GretaThunberg lain di berbagai bidang melalui literasi. Tentu dengantetap mengedepankan kualitas dan kaidah penulisan kreatif. Najima dapat dibeli di toko-toko terkemuka seperti Kinokuniya dan Aksara serta online