Suasana politik internal Partai Golkar kembali hangat pasca diangkatnya kembali Ketua Umum Partai Golkar Air Langga Hartarto menjadi Menteri oleh presiden dan terpilihnya Bambang Soesatyo menjadi Ketua MPR RI.
Pasalnya, Aziz Syamsuddin, pendukung Airlangga Hartarto sebagai calon Ketua Umum DPP Golkar menjustifikasi, bahwa calon kuat Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo telah melanggar komiten pencalonan dirinya menjadi ketua umum patai Golkar.
“Justifikasi yang disampaikan Aziz Syamsuddin kepada Bambang Soesatyo itu adalah sangat naif. Azis terlalu bawa perasaan (baper) dan seperti orang ketakutan. Sehingga dia mencoba menjustifikasi Bambang Soesatyo melanggar komitmen dan akan dilaknat Tuhan,” ujar Fungsionaris DPP Partai Golkar Sirajuddin Abdul Wahab.
Pendukung setia Bambang Soesatyo ini mengatakan, pernyataan Aziz Syamsuddin itu sangat nyeleneh dan kekanak-kanakan serta tidak pantas keluar dari mulut seorang pimpinan DPR RI yang terhormat.
“Emang Tuhan itu keluarga dia atau pamannya dia, sehingga dia seolah-olah bisa perintahkan “Tuhan” untuk melaknat orang?” papar Sirajuddin Wahab.
Ditegaskannya, pernyataan seperti itu harusnya dihindari oleh siapa pun. Urusan politik itu sangat dinamis, perlu kecerdasan dan kematangan mental dalam menjalaninya.
Sirajuddin menyarankan kepada Aziz, biarkan saja kedua tokoh (Airlangga dan Bambang) itu menyelesaikan hal-hal apa yang mereka sepakati. Para pendukung, harus menjaga kesejukan yang telah disepakati oleh keduanya agar tidak memancing reaksi dari bawah.
“Reaksi seperti ditunjukkan Azis sangat tidak dewasa. Kenapa harus mempersoalkan komitmen jika mengklaim telah mendapatkan dukungan dari DPD I dan DPD II. Kenapa tidak membiarkan keduanya bertarung terbuka secara adil. Tanpa embel-embel ini dan itu. Toh keduanya sama-sama punya basis pendukung dan kekuatan yang sama,” ujar dia.
Ditegaskan Sirajuddin, sejak awal Bambang Soesatyo telah sepakat colling down untuk menjaga suasana pelantikan presiden tetap kondusif. Sikap Bambang yang seperti itu sangat negarawan dan dewasa. Di tengah sengitnya persaingan, dia tetap memikirkan masa depan partai dan mengutamakan kepentingan bangsa.
“Secara jelas Bambang mengatakan mendukung Airlangga maju pada Munas bulan Desember, bukan menyatakan mundur dari pencalonan. Bambang tidak pernah mengatakan mundur, bahkan lebih dulu mendeklarasikan diri untuk menjadi calon ketua umum,” ujar Sirajuddin mengingatkan.
Ditegaskannya, maju menjadi calon ketua umum bukan semata-mata kehendak Bambang Soesatyo, tetapi permintaan dan desakan dari seluruh kader di akar rumput, DPD I, DPD II, dan juga tokoh-tokoh Golkar.
“Ini amanah yang tak boleh diabaikan. Justru jika Bambang tidak maju, dapat dikatagorikan sebagai bentuk pengkhianatan terhadap aspirasi akar rumput partai Golkar,” pugas Sirajuddin.