Nurul Zuriantie Shamsul salah satu Top 5 Miss Universe New Zealand dan Diah Ayu Lestari, Putri Indonesia DKI Jakarta III 2019. menjadi pembicara di TEDxUPNVJ, sebuah acara independen sejenis presentasi TED yang dilaksanakan oleh para pemilik lisensi dari TED.
Nurul dan Diah adalah dua dari tujuh pembicara berkualitas yang dihadirkan di Jakarta oleh mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta dengan topik: Hybrid Society.
Partisipan yang hadir bisa merasakan pengalaman baru Hybrid Society dalam Experience Booth. Mulai dari bagian past yang menjelaskan tentang akar kebudayaan orang Indonesia.
Seminar diselenggarakan bertujuan agar masyarakat tidak mempermasalahkan perbedaan, dan dapat mengkolaborasikan suatu perbedaan menjadi suatu yang bermanfaat
Acara yang digelar Sabtu (16/11/2019), Nurul Zuriantie Shamsul berbicara melalui sebuah presentasi bertema I Am a part of Hybrid Society. Beberapa pernyataan menarik pun dilontarkannya di hadapan mahasiswa UPN Veteran Jakarta yang hadir.
“Identitas saya cukup rumit karena saya adalah seseorang yang hidup dalam tiga budaya, Indonesia, Malaysia, dan New Zealand, karena sejak usia 5 tahun hidup di New Zealand,” ujar Nurul Zuriantie kepada wartawan, belum lama ini.
Selain itu, Nurul Zuriantie juga mengungkapkan bahwa ia kerap mengalami bentrokan budaya. Namun, ia merasa hal tersebut justru membentuk karakter pribadinya.
“Saya selalu merasakan bentrokan budaya, antara timur dan barat, Melayu dan Indonesia, apalagi saya juga beragama Islam dan menjadi minoritas. Tetapi justru itu yang membuat identitas saya unik,” ujar wanita berhijab pertama yang menjadi finalis kontes kecantikan dunia ini.
Hybrid Society yang diangkat dalam acara ini memiliki makna kondisi masyarakat yang hidup dalam suatu kombinasi dari perbedaan. Hal itulah menggelitik founder TEDxUPNVJ, Sydney Azzahra, untuk menjawabnya.
Menurut Sydney Hybrid society adalah kondisi masyarakat yang hidup dalam suatu kombinasi dari perbedaan. Dia berharap setiap perbedaan jangan dijadikan sebuah masalah. Tujuh pembicara yang telah terpilih diminta memberikan presentasi dengan tema tersebut.
“Terkadang orang-orang menganggap perbedaan itu menjadi suatu masalah. Padahal jika perbedaan itu dikolaborasikan, dapat menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat buat banyak orang. Itulah tujuan kami mengambil tema ini,” demikian penjelasan Sydney Azzahra.
Sedangkan pembicara berikutnya, Tissa Aunilla, CEO Pipiltin Cocoa, memberikan presentasi wajah-wajah yang sama, dan menyampaikan bahwa betapa membosankannya jika semua orang berwajah sama.
Tissa menyambung, “Ribuan pulau di Indonesia, iklim mikro yang berbeda, komunitas petani yang berbeda, melahirkan karakter unik berbagai cokelat. Begitu juga manusia, berbeda-beda dengan keunikan masing-masing. Keberagaman tersebut justru menguntungkan kita, bukan menekan kita,” kata Tissa.
Penampilan Diah Ayu Lestari disambut meriah karena menyampaikan presentasinya yang berjudul ‘Echoing Indonesia’s Traditional Music to the World’ dengan musik dan lagu-lagu yang dinyanyikannya. Semua partisipan ikut menyanyikan lagu-lagu daerah dalam irama jazz. Diah memang terbiasa membawakan materi ini di berbagai event di manca negara.
Selain Nurul, Diah dan Tissa, TEDxUPNVJ juga mengundang lima pembicara lain, yaitu: Dr. Anter Venus, Drs., MA. Comm, Wakil Rektor UPN “Veteran” Jakarta, Bagus Berlian, Blogger, Yasha Nomiva, COO Kreativv ID, Nova Dewi Setiabudi, Founder Suwe Ora Jamu, dan Diah Ayu Lestari, Putri Indonesia DKI Jakarta III 2019
Seminar TEDxUPNVJ diselenggarakan di Hotel Grand Whiz Poins Square Simatupang, merupakan kali pertama TEDx diselenggarakan oleh mahasiswa UPN “Veteran” Jakarta.
TEDxUPNVJ lahir dari visi organisasi mahasiswa FISIP UPN “Veteran” Jakarta yang bernama ‘English of Siloence’ yang ingin menjadi penggerak perubahan dalam masyarakat.
Sydney menjelaskan selain seminar ini tentang akar kebudayaan orang Indonesia, present yang mengajak partisipan untuk bermain kuis penggabungan budaya dan teknologi untuk menghasilkan sesuatu yang baru, hingga future yang mengajak partisipan untuk menulis harapan untuk membangun suatu masyarakat yang lebih baik di masa depan.
“Berharap sih kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan kampus,” imbuh Sydney.