Cakraline.com. Jakarta-Penyanyi legendaris lagu-lagu Minang Elly Kasim (74), kini telah tiada. Proses pemakaman di Pemakaman Islam Al-Azhar Karawang berjalan lancar.

”Terima kasih sanak keluarga, kerabat, teman yang datang yang telah menyampaikan rasa duka,” ungkap Basril Djabar mewakili keluarga penyanyi kelahiran Tiku, Agam, Sumatera Barat, 1944, Rabu (5/80/2021), selesai pemakaman.
Pemilik Koran Singalang itu menceritakan secara ringkas tentang pribadi Elly Kasim yang dinilainya sangat luas dalam pergaulan. ”Uni Elly ini sangat baik, sangat menjaga perasaan orang, dia bersedia disakiti tetapi tak pernah membalasnya,” ungkap Basril Djabar.
Elly Kasim menghembuskan nafas terakhir Rabu 03.43 dini hari di Rumah Sakit MMC Kuningan Jakarta Selatan. Penyanyi senior yang terkenal dengan lagu Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Kaparinyo, Si Nona, Lamang Tapai, Dayung Palinggam, Kelok Sembilan, Roda Padati, dan Mudiak Arau, karena menderita sakit gangguan pencernaan.
”Disinilah rumah depan uni Elly, kita semua, tempat tinggal yang tidak akan disengketakan selamanya sampai hari kiamat nanti, “ pesan pria yang akrab disapa da Bas itu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melayat ke rumah Elly Kasim, menyampaikan rasa belasungkawa. Sedangkan Gubernur Sumatera Barat Buya Mahyeldi yang hadir diminta keluarga Elly Kasim memberikan sambutan dan pembacaan doa dalam acara pelepasan jenazah ke peristirahatan terakhir.
Kondisi Elly Kasim mulai menurun sejak awal Agustus lalu, selama sakit penyanyi yang sepanjang karirnya hingga menutup usia telah melahirkan hampir 100 album, menolak dirawat dirumah sakit.
”Bunda menolak dirawat dirumah sakit, takut tertular covid-19, “ungkap Merry Basril Jabar keponakan Elly Kasim, dirumah duka.
Elly Kasim memilih dirawat dirumah oleh anak perempuannya Sallyna didampingi kerabat dekat. Menurutt Merry, tantenya sudah lama mempunyai riwayat penyakit gangguan pencernaan. Sakit lambung yang tiap tahun kambuh.
Inilah yang akhirnya menyebar kebagian tubuh lain, ginjal, hati dan jatung akhirnya mengakibatkan komplikasi. Sejak tanggal 8 Agustus istri budayawan Nazif Basir mulai mengalami kesulitan untuk makan.

Akibatnya kondisi kesehatannya terus menurun. ”Pas saya datang bunda sudah tidak bisa ngomong, kita bawa ke rumah Omni untuk pertolongan pertama. Dikasih infuse dan obat kondisi bunda agak membaik, dia sudah mulai bisa bicara. Terlihat mulai sehat,” tutur Merry.
Meski kondisinya mulai membaik Elly Kasim tetap menolak rawat inap. ”Bunda maunya dirawat di rumah, dia minta pulang, takut covid, bunda takut kamar tidak seteril, ” ujar Merry.
Atas kesepatakan keluarga Elly Kasim menjalani perawatan dirumah. Hanya beberapa dirumah tanggal 11 Agustus kondisi Elly Kasim kembali menurun. Keluarga memanggil dokter, tim medis menyarankan agar dibawa dan dirawat dirumah sakit.
Menurut Merry, bunda Elly Kasim dirawat dikamar biasa dengan alat-alat yang biasa. ”Dua hari lalu kondisi bunda kembali menurut, masuk ICU,” ujar Merry.
Keluarga hanya bisa melihat pemilik sanggar Sangrina Bunda itu dari balik kaca. Selasa (24/8) kondisi Elly Kasim terus menurun. Dokter memberi tahu keluarga dan mengizinkan Sallyna putrinya untuk mendampingi diruang ICU.
”Dokter memberi tahu kondisi bunda terus menurun, Sally di izinkan mendampingi dari pukul 14. sampai pukul 15.00,” ujarnya.
Sally menceritakan pada Merry bahwa selama berada dalam ruang ICU, dia berusaha mengajak sang bunda untuk berzikir membawa membaca syalawat. Sally bersyukur karena Elly Kasim merespon saat diajak berzponikir dan membawa shawalat Nabi.
” Bunda merespon diajak zikir dan baca shalawat dengan mengedipkan mata, nafasnya dari layar monitor terlihat turun naik, bagus sekali. Sally membimbing bunda selama tiga jam, semoga husnul khotimah,” kata Merry.
Menyadari kondisi EllyKasim yang naik turun, keluarga pun sudah berusaha mengiklaskan dan berharap yang terbaik. ” Dini hari kita dikabari sudah tidak ada,” ujar Merry. Merry menegaskan sang tante meninggal bukan karena Covid-19.
Pesan Makam
Elly Kasim menyusul suaminya yang meninggal pada Mei 2020 silam. Merry menceritakan, sebelum meninggal tanpa diketahui keluarga Elly Kasim ternyata sudah memesan salah satu kavling di Pemakaman Islam yang terletak dipinggir jalan tol Cikampek-Jakarta itu.
Sebelummnya keluarga sempat bingung dimana Elly Kasim akan dimakamkan, Apakah akan dibawa ke kampung halamanya di Tiku, Sumatera Barat atau tetap di Jakarta.
”Subuh tadi kita buka-buka semua WA di HP bunda, ternyata bunda sudah pesan satu kavling di Karawang, baru dibayar uang muka, tadi kita sudah konfirmasi,” beber Merry.
Meski lagu-lagu yang dibawakannya adalah lagu daerah, Elly Kasim mampu menjadi legenda di antara penyanyi-penyanyi kawakan di tanah air. Selain menyanyi Elly Kasih sibuk mengurusi wedding organizer khusus adat Minangkabau dengan label Elly Kasim Collection. Elly Kasim sempat menangani pesta pernikahan Rizky Billar dan Lesti Kejora.
Kisah pperjalanan karirnya yang penuh liku diungkapkan Elly dalam buku biografi Elly Kasim yang ditulis oleh suaminya Nazif Basir, pada 2014 silam. Ia berharap anak-anak muda sekarang bisa terinspirasi dari buku tersebut,
Menjadi seorang penyanyi mendapat penolakan dari kedua orangtuanya. Orangtua mengizinkan Elly Kasim ke Jakarta untuk sekolah bukan untuk menyanyi. Ellly Kasim mendapat dukungan nenek dan om-nya.
Oranggtua Elly Kasim, Emma Effendi dan Kasim bercerai, dia diasuk neneknya di Jakarta. Neneknya pensiun kembali pulang kampung. Elly kembali tinggal bersama ibu dan ayah tirinya, Ali Umar dtinggal di Bukittingia. Naik kelas III SMP , Elly pindah ke Pakanbaru, karena orangtua pindah tugas.
Tahun 1950 Elly tamat SMA, dia kembali hijrah ke Jakarta, ia tinggal bersama pamannya. Sejak itulah dia memasuki dunia tarik suara. Elly bergabung dengan Orkes Gumarang, pimpinan Asbon Majid, dia menyanyikan lagu berjudul Ayam Den Lapeh. Lagu itu sangat populer hingga sekarang.
Usia 17 tahun Elly menikah dengan Nazif Basir, Dia pernah ikut seleksi seleksi festival Radio Republik Indonesia (RRI) menyanyina lagu Titik Puspa berjudul Esok Malak Kau Ku Jelang, dan lolos. Selanjutnya Elly bersama band Minang, Gatario. Di kelompok band itu ia tampil bersama pimpinan orkes Kumbang Tjari, Nuskan Syarif. Dia sukses menyanyikan lagu Lamai Tapai, Mayang Ta Urai dan Sala Lauak.