Duo Prabowo dari Partai Gerindra, yaitu Prabowo Subianto dan Edy Prabowo masuk dalam jajaran Menteri Kabinet Kerja II Presiden Ir Joko Wododo dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin.
Keduanya dipanggil oleh Presiden Joko Widodo, Senin (21/10/2019), lebih awal dari calon calon menteri lainnya. Keduanya menyatakan siap membantu Presisen Joko Widodo.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dipercayakan sebagai Menteri Pertahanan menggantikan Ryamizard Ryacudu dan Wakil Ketua Partai Gerindra Edy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menggantikan Susi Pudjiastuti.
Pertahanan Indonesia akan semakin kuat, karena Prabowo seorang militer yang tegas, dan apalgi dia telah mewakafkan hidupnya untuk NKRI. Sementara Edy Prabowo adalah mantan anggota Dewan yang bertugas di Komisi IV DPR, yang membidangi masalah pertanian dan kelautan.
Prokontra pemilihan Prabowo oleh Presiden, tidak luput di tengah masyarakat. Diantaranya datang dari Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Syarikat 98, Henky Irawan.
Menurut dia, pemerintahan Presiden Joko Widodo harus steril dari unsur pelaku pelanggar HAM berat. Karena itu menurut dia dalam siaran persnya, Senin (21/10/2019) yang diterima wartawan, Prabowo tak layak masuk kabinet.
Sekalipun demikian tidak sedikit pula masyarakat yang mendukung keberadaan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin.
Diantara komentar mereka, Prabowo tepat diposisikan sebagai Menhan, karena didukung oleh latar belakangnya yang militer. Prabowo, akan bekerja sekuat tenaga untuk mempertahankan kedaulatan dan ketahanan NKRI. Pertahanan Indoesia akan semakin kuat.
Sedangkan pengamat politik Ray Rangkuti saat menjadi pembicara di acara “Apa Kabar Indonesia Malam” di tvOne, kemarin mengatakan, sedari awal memang sudah diprediksi bahwa Prabowo akan mendudki posisi itu.
“Saya sudah prediksi bahwa Pak Prabowo akan gabung ke dalam pemerintahan Presiden Jokowi jilid II,” kata dia
Sementara pengamat politik yang lain Ireng Maulana berpendapat posisi Menhan yang diterima Prabowo tidak menguntungkan dirinya, karena sebagai aktor politik utama dalam perpotikan nasional akan mengendur. Masyarakat akan menilai, begitu tingginya pragmatis Prabowo.
Sebagaimana dilansir Tribunnews, pengamat alumni Lowa State University Lowa (IA) Amerika Serikat Program Master of Art in Political Science itu mengataan, Posisi Menhan menjadikan Prabowo bawahan presiden. Dia tak lagi sejajar dengan presiden seperti saat di pilpres dulu.
Sampai berita ini diturunkan, masih tersisa 10 calon menteri lagi dari 34 menteri yang dijanjikan Presiden Joko Widodo yang akan membantu pemerintahannya lima tahun ke depan.
Dengan demikian kemungkinan besok Rabu (23/10/2019) sudah bisa perkenalkan kepada publik. Sebelum dilantik pada Minggu (20/10/2019) presiden mengatakan demikian.
Adapun nama nama calon menteri yang sudah dipanggil ke Istana adalah Mahfud MD, Nadiem Makarim, Wishnutama, Erick Thohir, Tito Karnavian, Airlangga Hartarto, Supratikno.
Selain itu ada juga nama Fadjroel Rachman, Nico Harjanto, Prabowo Subianto, Edhy Prabowo, Sri Mulyani, Syahrul Yasin Limpo, Agus Gumiwang Kartasasmita,.
Kemudian, Juliari Batubara, Siti Nurbaya Bakar, Suharso Monoarfa, Basuki Hadimuljono, Fachrul Razi, Ida Fauzia, Bahlil Lahadalia, Zainuddin Amali dan Abdul Halim Iskandar