Cakraline.com- Aktris muda Denira Wiraguna merasa banggga dan terhormat dapat kesempatan bermain dalam film berjudul Kartu Pos Wini ; Surat Beralamat Surga. Berperan sebagai Ruth, Denira mengaku terkesan dengan tema yang diangkat dalam film Kartu Pos Wini (WNI).
Untuk mendalami karakter Ruth, Denira Wiraguna banyak belajar dari sepupu penderita kancer. Dari pengalaman itu Denira Wiraguna banyak mendapat pelaran sehingga bisa berakting tidak mengecewakan.
”Ada keluarga yang menderita kaancer, saya tahu persisi bagaimana rasanya berada dilingkungan yang cukup dengan kita, rasa hancur, semangat naik turun dan sebagainya,” tutur Denira Wiraguna saat merilis trailler dan poster film Kartu Pos Wini, CGV FX Sudirman, Jakarta Selatan belum lama ini.
Film ini akan tayang pada 6 April mendatang saat umat muslim menjalankan ibadah puasa. Lewat KPW, bisa dirasakan semangat fil, tentang perjuangan seorang anak bernama Wini yang ingin sembuh dari kanker.
Dari pengalaman itu jadi referensinya karakter sesuai dengan versinya. ”Dari pengalaman pribadi itu, memang support ada adalah yang utama, kekuatan pikiran, kekuatan semangat orang terdekat, dan terbukti kerabat behasil sembuh,” ujarnya.
Film yang disutradarai oleh Tarmizi Abka serta diadaptasi dan dikembangkan dari novel digital karya Ruwi Meita ini bercerita tentang harapan seorang anak bernama Wini Edenia yang terdiagnosa kanker darah (leukemia).
Harapan kesembuhan Wini didapat melalui kiriman kartu pos yang ditujukan untuk Tuhan. Harapan yang tertulis di kartu pos tidak ubahnya doa yang ia kirimkan lewat kotak pos untuk Tuhan.
”Di film ini saya mencurahkan energi dan pikiran, semangat, harapan karena harapan itu sangat dibutuhkan teman-teman yang memperjuangan untuk sembuh. Jadi, begitu baca scenario tertarik, aku terima ini karena aku suka sama ceritanya mengangkat tentang pejuang kanker,”ucapnya.
Dalam film ini, Ruth yang diperankan Denira adalah seorang yang bekerja di Kantor Pos. Ia selalu mendapat titipan surat dari Wini yang ditujukan ke Surga. Baginya, peran Ruth sangat menantang. Ia pun tak mau mengecewakan penonton dan sangat total dalam memerankan Ruth.
Aris Muda produser Sinemata Productions mengatakan, untuk lebih memahami cerita anak terdiagnosis kanker, ia mengandeng Yayasan Kanker Indonesia (YKI). Banyak pemahaman baru didapat penulis skenario maupun sutradara film Kartu Pos Wini tentang terdiagnosis kanker. Di antaranya cerita tentang para relawan yang menjadi pendamping mereka yang terdiagnosis kanker. Juga kisah para penyintas yang berhasil melewati masa-masa sulit.
“Di bagian akhir film, kami insersi testimoni tentang realitas kehidupan seorang penyintas,” jelas Tarmizi Abka.
Sementara Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, menyambut baik film ini. Film ini sempat tertunda tayang karena pandemi Covid-19.
Menurutnya, film ini bisa menjadi edukasi untuk tak sekedar memberi dukungan dan perhatian terhadap orang yang terkena kanker namun juga bicara soal pencegahannya.
“YKI menyambut baik pembuatan film Kartu Pos Wini yang diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pasien kanker dengan memberikan dukungan dan perhatian, tentang penyakit kanker, pencegahannya dengan menerapkan pola hidup sehat, serta melakukan deteksi dini kanker. Sebab kanker dapat disembuhkan jika dideteksi dan dirawat sejak stadium dini. Kami mengajak masyarakat untuk menyaksikan film ini sebagai dukungan kepedulian terhadap kanker di Indonesia,” terangnya.
Sinemata Productions, juga menggandeng PT Pos Indonesia dalam mendukung produksi film Kartu Pos Wini. Tim penulis Sinemata Productions melihat bahwa sub-plot tentang cerita segi-empat juga bisa menjadi daya tarik dari film Kartu Pos Wini. Kisah cinta dan idealisme seorang relawan pendamping terdiagnosis kanker ini menjadi tambahan cerita. Pembaca novel digital Kartu Pos Wini tidak akan menemukan bagian cerita ini di film.