Cakraline.com. Iskandar bersama delapan warga negara Indonesia yang terperangkap dalam perang Rusia-Ukraina sejak 24 Februari akhirnya berhasil di evakuasi oleh tim KBRI Kiev. Selama 22 hari Iskandar harus bertahan di kawasan industri di kota Chernihiv bagian utara Ukraina.

Terjebak ditenggah pertempuran yang terus menerus yang menyebabkan hancurnya kota Chernihiv membuat Iskandar merasa putus asa. Dia awal invansi Rusia mereka sempat akan di evakuasi namun gagal karena akses menuju Chernihiv tertutup.
Sehingga mereka mencari perlindungan dibawah tanah dikawasan di pabrik plastik tempat bekerja. Bertahan selama tiga minggu didalam bunker Iskandar mengatakan, ia harus berjuang antara hidup dan mati.
Tak ada jaminan apakah pabrik tempat bekerja aman dari gempuran tentara Rusia. ”22 Hari itu adalah hari-hari terberat yang kami lalui, “ ungkap Iskandar ketika dihubungi Sabtu (19/3).
Iskandar akhirnya berhasil di evakuasi oleh KBRI Kiev, Jumat (18/3), mereka kemudian dibawa keperbatasan Palondia. ”Kami tidak mampir di KBRI Kiev disana sudah kosong dan berbahaya,” tuturnya.
Meski belum ada kepastian kapan akan di evakuasi Iskandar menceritakan dia dan kawan-kawan selalu siap kapan saja ada pemberituan dari KBRI. ” Kami perlu waktu 8 menit untuk menyiapkan semuanya sebelum evakuasi, jadi kita itu sangat mendadak banget,” tuturnya.
Menurut Iskandar meski perang terus terjadi proses evakuasi oleh KBRI berlansung siang hari, berjalan lancar. Mereka dijemput ke Chernihiv kemudian berkumpul disuatu desa di dekat sebuah kawasan perbukitan.
Dari Chernihiv rombongan dibawa ke kota Lviv. Istirahat beberapa jam kemudian meneruskan perjalanan ke Polandia.

Iskandar sangat bergembira akhirnya bisa keluar dari Chernihiv. Selama menunggu evakuasi mereka setiap hari berkomunikasi dengan petugas KBRI, mendiskusikan bagaiaman proses evakuasi berjalan lancar.
Dari kawasan pabrik rombongan dibawa ke tempat penampungan. Dari penampungan mereka melanjutkan perjalanan ke kota Kiev, dengan naik mobil. Perjalanan dari kota Chernihiv ke Kiev selama 5 jam perjalanan karena banyak pemeriksaan dan cek poin apalagi jalanan banyak yang rusak akibat hantam bom maupun rudal. ”Alhamdulilah bersyukur kami bisa keluar dari Chernihiv,” ucap Iskandar.
Perjalanan tersebut menurut menjadi pengalaman yang sulit dilupakan. ” Dalam perjalanan agak tegang soalnya disetiap titik ada pengecekan dari tentara Ukraina.. Tapi yang lebih tegang perjalanan dari Chernihiv ke Kiev, karena disitu kan memang jalur kontak jadi setiap saat bisa aja terjadi kemungkinan buruk.. tapi Alhamdulillah semuanya selamat,” beber Iskandar.
Iskandar mengucapkan terima kasih pada pemerintah Indonesia bahwa mereka akhirnya berhasil di evakuasi. ”Tim evakuasi orang-orang yang hebat, time dari KBRI Kiev dan tim dari direktur perlindungan WNI,” ujarnya.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengungkapkan bahwa sejak awal terjadi serangan di Ukraina, tim evakuasi telah melakukan berbagai upaya. Karena Situasi di lapangan yang tidak kondusif , evakuasi gagal.
“Sesuai dengan rencana kontijensi, sebetulnya ketika terjadi serangan, seluruh WNI kita kita minta dapat berkumpul ke KBRI kita yang ada di Kyiv. Namun sembilan orang yang di Chernihiv tak dapat menjangkau ke Kyiv sehingga mereka terjebak hingga kemarin (17 Maret). Kemudian sejak saat itu berbagai macam skenario evakuasi, sudah kita siapkan baik itu menuju ke utara, maupun ke arah selatan (Ukraina),” ujar Judha dalam jumpa pers secara virtual, Jumat (18/3/2022).
Menurut Juhda prirotas utama dalam mengevakuasi sembilan WNI yakni keselamatan WNI. Sehingga ketika kondisi di lapangan belum aman, tim belum dapat mengevakuasi sembilan WNI.
“Pergerakan evakuasi tidak akan kita lakukan ketika situasi tidak ada aman. Prioritas adalah keselamatan teman-teman WNI semua,” kata dia Evakuasi terhadap sembilan WNI yang terjebak di Kota Chernihiv membutuhkan waktu yang lama yakni 22 hari.