Cakraline.com. Sembilan warga negara Indonesia yang tertahan di kota Chernihiv bagian utara Ukraina akhirnya berhasil di evakuasi oleh KBRI Kiev ke Polandia. Muhammad Raga Prayuda mengungkap kebahagiannya. ”Alhamdulillah kami sudah sampai di Polandia,” ungkap Raga Prayuda, salah satu dari sembilan pekerja Imigran Indonesia yang berasal dari Binjai, Sumatera Utara, Sabtu (19/3), ketika dihubungi.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari, Raga bersama teman-teman yang bekerja di pabrik plastik di Ximbologna kota Chernihiv, terjebak. Diawal invasi Rusia, mereka sempat akan dievakuasi namun gagal, sebab perang terus berkobar sehingga mereka harus bertahan.
Selama bertahan mereka berada dalam perlindungan bawah tanah di di belakang pabrik. Situasi dijalan sudah tidak memungkinkan mereka untuk di evakuasi, mereka kembali ke bungker. Selama berlindung di bungker, pihak perusahaan terus mensuplai makanana maupun semua kebutuhan.
Bertahan selama 19 hari dirasakan Raga sebagai perjuangan bertahan hidup dan mati. ”Setiap hari diatas kepala rudal- rudal dari Rusia melintas di atas kawasan pabrik. Kami nggak bisa keluar, perang dimana-mana,” ungkap Raga.
Raga mencerita meski perang terus terjadi proses evakuasi oleh KBRI berlansung siang hari, berjalan lancar. ”Awalnya di jemput dari Chernihiv terus dibawa ke Kiev langsung ke lota Iviv dan dikota Iviv beristirahat sebentar,” tuturnya.
Raga bersyukur akhirnya seluruh warga Indonesia di Ukraina telah berhasil di evakuasi dengan selamat. Raga menceritakan, selama menunggu setiap hari mereka selalu berkomunikasi dengan petugas KBRI.
Dari kawasan pabrik rombongan dibawa ke tempat penampungan. ”Kami awalnya dibawa keluar pabrik dan dibawa ke penampungan sementara yang ada pendamping KBRI. Di Penampungan sedikit lebih aman dari pada di kawasan industri, terus kami menunggu 2 sampai 3 hari,” kata Raga.

Dari penampungan mereka melanjutkan perjalanan ke kota Kiev, dengan naik mobil. Perjalanan dari kota Chernihiv ke Kiev selama 5 jam perjalanan karena banyak pemeriksaan dan cek poin apalagi jalanan banyak yang rusak akibat hantam bom maupun rudal.
”Dari Chernihiv ke kota Kiev kita baik mobil bok, nggak ada jendela atau pun celah untuk melihat keluar, tapi setiap kali kali ada cek poin pintu box dibuka dan lihat oleh petugas Ukraina.
Perjalanan selama evakuasi diakui Raga sangat berat. Dialam mobil dia merasakan jalan yang rusak dan pembatasan jalan yang ketat. Sehingga dia tak merasa nyaman dan merasa mual. Perjalana tersebut menurut menjadi pengalaman yang sulit dilupakan.
Dia bersyukur akhrnya bisa keluar dari zona perang yang mencekam. ”Selama perjalanan memang tak mengenakkan karena jalanan hancur, banyak pembatas-pembatas di jalan. Belok sana belok sini sampai aku mual,” ucapnya.
Selama Perang Rusia-Ukraina, Raga telah memperolah pengalaman yang tak hilang sepanjang hidupnya. ”Dalam pikiran kita bagaimana bisa keluar dari sini dan kembali ke Indonesia,” ujarnya.
Rasa sudah tiga tahun bekerja di Ukraina. Dia bekerja dibagian mesin. Raga ada lulusan SMK Tunas Pelita Binjai, jurusan teknik sepeda motor.
Perasaan begitu lega ketika sampai di kota Kiev. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke kota Iviv selama 10 jam. ” Pejemputan dari Ivie ke perbatasan Polandia kami di jemput 4 mobil dan itu diplomat semua,” ujarnya.
Sebelumnya Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengungkapkan bahwa sejak awal terjadi serangan di Ukraina, tim evakuasi telah melakukan berbagau upaya.
Namun hal tersebut gagal karena melihat situasi di lapangan yang tidak kondusif. “Sesuai dengan rencana kontijensi, sebetulnya ketika terjadi serangan, seluruh WNI kita kita minta dapat berkumpul ke KBRI kita yang ada di Kyiv. Namun sembilan orang yang di Chernihiv tak dapat menjangkau ke Kyiv sehingga mereka terjebak hingga kemarin (17 Maret). Kemudian sejak saat itu berbagai macam skenario evakuasi, sudah kita siapkan baik itu menuju ke utara, maupun ke arah selatan (Ukraina),” ujar Judha dalam jumpa pers secara virtual, Jumat (18/3/2022).
Menurut Juhda prirotas utama dalam mengevakuasi sembilan WNI yakni keselamatan WNI. Sehingga ketika kondisi di lapangan belum aman, tim belum dapat mengevakuasi sembilan WNI.
“Pergerakan evakuasi tidak akan kita lakukan ketika situasi tidak ada aman. Prioritas adalah keselamatan teman-teman WNI semua,” kata dia Evakuasi terhadap sembilan WNI yang terjebak di Kota Chernihiv membutuhkan waktu yang lama yakni 22 hari.