Air mata Aries Susanti Rahayu atlet nasional olahraga panjat tebing peraih medali Emas pada Asian Games di Jakarta-Palembang tahun lalu, pecah saat menyaksikan pemutaran film berjudul 6,9 detik.
Di dampingi kedua orangtuanya dan sutradara Lola Amaria, Aries mengaku senang kisah kehidupannya sebagai atlet panjang tebing nasional diangkat ke layar lebar.
Judul 6,9 detik adalah sesuai dengan kategori speed climbing performa di dinding setinggi 20 meter itu membuat Aries mampu memecahkan rekor dunia panjat dinding.
Dalam film tersebut, perempuan 24 tahun ini juga ikut berakting memainkan sosok Aries Susanti Rahayu dewasa. Untuk itu, Aries sampai belajar akting selama sebulan penuh. Meski sudah mempersiapkan diri dalam waktu cukup lama Ayu mengaku, tetap mengalami kesulitan saat syuting.
Bahkan untuk pengambilan sebuah adegan dilakukan pengulangan beberapa kali, hasilnya cukup memuaskan sang sutradara. ”Susahnya ini baru awal dan baru perkenalan pasti susah ya sering take beberapa kali. Walaupun jadi artis, tapi tetap saya menjadi atlet,” kata Aries Susanti Rahayu di Epicentrum, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2019).
Pada Asian Games atlet asal Grobogan, Jawa Tengah, menyumbangkan 2 medali emas dari panjat dinding untuk Indonesia.
Tidak hanya 2 medali emas yang disumbangkan untuk negaranya, ia mencatat waktu tercepat memecahkan record dunia, 6,9 detik
”Seneng nggak sangka dan bahagia. Awalnya aku juga sempat nanya, ‘Kenapa ceritanya Aries?’ Terus dijawab karena aku dapet medali emas pas Asian Games kemarin. Kalau bukan aku yang dapet ya bukan kisah aku yang diangkat,” perempuan berhijab itu.
Film arahan Lola Amaria ini memang berfokus menceritakan motivasi Aries Susanti Rahayu yang ingin memulangkan ibunya dari Arab Saudi. Gara-gara itu, dia memutuskan menjadi atlet.
Meskipun ada beberapa adegan yang didramatisir, Aries Susanti Rahayu tetap mengklaim mayoritas adegan yang disuguhkan benar adanya. Itu pun termasuk pola latihan keras yang diperlihatkan sepanjang film.
Diakui Aries persiapan film itu tak jauh berbeda seperti dirinya melakukan latihan sehar-hari. ”Aku latihan sembilan bulan, selama itu lebih keras dari film ini. Dididik dari mental, makanan, dan disiplin sampai berat badan itu beneran real. Sangat ketat dan disiplinnya itu, bertujuan supaya bisa disipilin dan tanggung jawab untuk diri sendiri, termasuk untuk Indonesia,” ungkapnya.
Yang pasti, peringkat ke-4 atlet panjat tebing dunia ini berharap filmnya itu bisa menginspirasi banyak orang.”Semoga cerita Aries ini bisa menginspirasi anak-anak muda dan semua orangtua supaya bisa terus menjaga dan mewujudkan impian anaknya. Pokoknya semoga bermanfaat dan kasih inspirasi ke semuanya dan memperkenalkan panjat tebing ke kancah kita dan Internasional,” ucap Aries. Film yang akan tayanag akhir bulan juga dibintangi Aryo Wahab, Rangga Djoned.Lola Amaria mengaku senang karena bisa membuat film yang bisa memberikan inspirasi buat banyak perempuan. Tahun lalu Lola membuat film dengan judul Lima (2018) dibintangi Prisia Nasution.
”Kisah hidup dan prestasi Aries Susanti Rahayu sangat menginspirasi. Itu alasan mengapa saya tertarik mengangkat kisah hidupnya ke film,” terang Lola.
Selain prestasi yang bagus Aries menurut Lola mempunyai masa lalu kurang baik. Kemiskinan orangtuanya kerap membuat Aries menjadi bahan ejekan teman-temannya.
Ibu dan ayahnya bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Arab Saudi dan serabutan. Jarang pulang. “Sejak kecil dia tinggal bersama tantenya dan hobi memanjat pohon,” kata Lola Amaria.
Sebagai atlet karir Aries memang sangat menarik untuk dijadikan motivasi banyak perempuan Indonesia. ”6,9 Detik itu waktu yang dicetak Aries Susanti Rahayu di ajang Asian Games 2018,” ujar Lola Amaria.