Rabu (23/7/2025 ) kremasi Hendrik Lo, orangtua penyanyi Sarwendah Tan berjalan lancar. Abu kremasi disimpan dalam sebuah guci. Upacara pedang pora menjadi awal prosesi kremasi. Prosesi dilakukaan sejak pagi, agar perjalanan arwah menuju alam baka berlangsung damai.

Sarwendah mengatakan, memberikan yang terbaik yang terakhir buat papinya. Wenda tak kuasa menahan kesedihan, ia menangis sambil memegangn foto sang ayah. Ia berusaha tegar berjalan menuju prosesi terakhir kebumuikan sang ayah, yakni kremasi.
Wenda tak akan pernah melupakan perjuangan papi-nya, sehingga terasa berat ditinggalkan selama-lamanya. “Beratlah, aku juga enggak tahu kalau misalnya suatu hari aku harus pegang fotonya karena (meninggal),” ucap Wenda.
Wenda tak sanggup melihat foto sang ayah. “Dari kemarin tiap ngelihat aku selalu mikir, sedih lah pastinya,” katanya menitihkan air mata.
Ia hanya berbicara dalam hati saja saat memegang foto sang ayah, ketika berjalan menuju ruang krematorium. “Ya bilang dalam diri semoga Papi jalannya lancar, semuanya baik-baik aja, dan cuma bilang sama Papi ‘tenang aja kita disini, mami pasti dijagain dengan baik’ gitu,” ucapnya.
Wenda bersama keluarga besar menunggu di ruang krematorium. Saat jenazah dimasukkan ke sebuah ruang untuk dikremasi, ia dan keluarganya hanya bisa menunduk.
Ia sangat kehilangan sosok ayah tercinta. Hendrik adalah panutan maupun inspirasinya dalam menjalani hidup.
“Karena takutnya keluarga nggak kuat atau pada saat melihat ada yang lari ada yang gimana gitu, jadi kita nunduk semuanya dari sini yang melakukan ada suhunya juga,” jelasnya.
Wenda mengaku, menjalani kehidupan rumah tangga banyak belajar dari kehidupan orangtuanya yang harmonis. “ Aku banggalah, Semua orang melihat orangtua aku adalah orangtua yang sangat ramah dan harmonis, “ tutup Wenda.





