Cakraline.com Jakarta – Film horor masih menjadi tontonan paling menarik bagi penikmat film nasional, apalagi disuguhkan dengan cerita klasik yang dekat dengan keseharian masyarakat. Salah satunya adalah Kolomngwewe, cerita yang sangat populer di pedalaman Jawa Tenggah
“Melihat perkembangan film Indonesia yang semakin baik dari tahun ke tahun, maka saya yang sangat suka menonton film di bioskop, ingin ikut berpartisipasi. Caranya dengan membuat film-film yang disukai masyarakat, “ ujar . Eksekutif produser sekaligur Produser Denny Januar
Kolongwewe diproduksi Rumah Produsi Dens Vision Multimedia. Kolongwewe saat ini sedang dalam proses produksi. Tahun 2025 Den Vision Multimedia akan merpoduksi tiga judul film. “ Sebutlah untuk uji ombak,” ucap Denny Januar.
Denny Janur berkeyakinan tahun ini sungguh merupakan masa subur bagi perfilman Indonesia. Baru melewati 17 Agustus sudah ada 11 judul yang B.O (Box Office) artinya menembus sejuta penonton. Total 90 film yang beredar di bioskop jumlah penontonnya mencapai 52 juta.
Eksekutif produser sekaligur Produser Denny Januar langsung menyiapkan produksi perdana bergenre horor, KOLONGWEWE, diangkat dari karya penulis cerita merangkap skenario King Javed. Bidang penyutradaraan ditangani Tumin Brothers.
Dibintangi eks bintang laga Cliff Sangra (mantan suami Suzzanna yang terorbit lewat film Sangkuriang), pendatang baru Ochie Rosdiana sebagai pemeran utama, artis senior Asriati Lampir, komedian Anyun Cadel, dan mentalis Budi Limbad dari Tegal.
Alkisah di desa Ngadirejo, pedalaman Jawa Tengah, hidup pasutri Kasman-Tini. Kendati telah sepuluh tahun menikah, mereka belum juga dikaruniai anak. Berbagai upaya ditempuh, selalu saja gagal. Bahkan Tini sempat nyaris terjebak oleh dukun cabul yang bernafsu ingin menidurinya. Sampai pernah Tini keceplosan berucap, “Aku harus punya anak, walaupun anak dari setan!” Celakanya, ucapan tersebut didengar oleh Mbah Tun, seorang nenek misterius. Pulang ke rumah, Tini memergoki Kasman berselingkuh dengan Ika. Dalam pertengkaran yang terjadi, Kasman tertusuk pisau. Ika pun memfitnah Tini sebagai pembunuh suami. Warga desa meluruk ingin membekuk Tini yang dituduh gila.
Namun Tini berhasil lari ke hutan larangan. Malang, malah jatuh ke tangan tiga preman. Demi menyelamatkan diri, Tini nekat terjun ke jurang. Toh tidak sampai ajal. Seekor burung gagak hitam membimbingnya ke pemukiman rahasia Mbah Tun. Nenek misterius ini menurunkan ilmu gaib pada Tini untuk membalas dendam pada para pemerkosanya. Tentu ada imbalan yang dituntut Mbah Tun yaitu Tini harus mempersembahkan anak-anak sebagai korban. Didera penderitaan panjang, Tini seketika menyatakan persetujuannya. Inilah asal-usul momok Kolongwewe, penculik anak-anak. Bagaimana cara menanggulanginya?!