Cakraline.com. Veddriq Leonardi yang dijuluki ‘Spiderman Indonesia’ mencetak sejarah dikancah olahraga dunia Olimpiade Paris 2024. Atlet kelahiran Kalimantan Barat, berhasil meraiah medali emas pertama Indonesia dari cabor panjang tebing dari nomor speed, pada Kamis (8/8) lalu.
Lagu Indonesia bergema di Le Bourget Climbing Venue, Paris, tempat Veddriw berlaga. Di Pontianak keluarga besarnya bersorak gembira ketika Veddri berhasil mengalahkan altet dari China, Wu Peng dengan torehan waktu 4,79 detik.
Sumaryanto (56) dan Rosita Hamzah (52), ayah dan ibu Veddriq Leonardo menceritakan, sebelum menekuni panjat tebing, putranya itu awalnya menekuni badminton. Namun sejak kelas 1 SMA Veddriq, tertarik dan fokus dengan cabang olahraga panjat tebing dengan nomor Speed yang mengantarkannya menjadi perebut emas Olimpiade.
Usai jam belajar sekolah, Veddriq Leonardo biasanya tidak langsung pulang. Melainkan menghabiskan waktu di tempat latihan panjat tebing. Rosita mengenang masa-mas awal anaknya menekuni panjat tebing. ’’Biasanya, baju ganti sudah dia bawa sekalian saat berangkat sekolah,” kata Rosita Hamzah, ibunda Veddriq.
Meski tahu rutinitas itu menguras tenaga dan waktu Veddriq, Rosita memilih untuk mendukungnya. Sebab, dia tahu, walaupun sejatinya pemalu, buah hatinya itu tipikal sosok yang gigih. ’’Veddriq akan mencoba dengan keras jika ingin sesuatu,” kata Rosita dikutip Pontianak Pos.
Dan, buah kegigihan panjang itu dipetiknya kemarin. Veddriq mempersembahkan emas untuk Indonesia di Olimpiade Paris. Emas pertama di Olimpiade kali ini, emas pertama dari cabang olahraga di luar badminton di sepanjang keikutsertaan Indonesia di pesta olahraga terakbar sejagat tersebut.
Kesuksesan Veddriq itu juga disambut sujud syukur keluarga besarnya yang tinggal di kawasan Jalan Tanjung Raya, Pontianak, Kalimantan Barat. Rosita tahu sendiri bagaimana putranya tersebut jatuh bangun sejak awal.
Awalnya, Veddriq menggeluti badminton. Namun, lantaran merasa tak ada kemajuan, dia beralih ke panjat tebing saat duduk di kelas 1 SMA. Olahraga tersebut dikenalnya setelah memperhatikan banyak kawannya yang berlatih di pusat latihan panjat tebing Pontianak.
Kategori speed pun bukan pilihan awalnya, melainkan boulder. Tapi, lagi-lagi karena merasa tidak berkembang, dia melirik nomor lain. Sejak saat itu, dia semakin giat berlatih dan mulai mengikuti kejuaraan antarsekolah serta antardaerah.
Begitu Veddriq memastikan tiket ke Olimpiade, Edi Rusdi Kamtono termasuk yang paling optimistis atlet 27 tahun itu bakal berjaya. Karena itu, setelah optimismenya itu terbukti, Wali Kota Pontianak 2019–2023 tersebut sangat bersyukur.
”Alhamdulillah, Veddriq bisa menyumbang emas pertama Indonesia di Olimpiade Paris. Capaian ini betul-betul luar biasa dan pastinya membanggakan. Sebab, dia merupakan perwakilan asal Kota Pontianak,’’ ujarnya.
Pada 2022, semasa Edi masih menjabat wali kota, dirinya pernah mengganjar Veddriq penghargaan berupa sertifikat sebagai warga kehormatan dan hadiah uang. ’’Momen itu kami ambil saat HUT Kota Pontianak. Semua itu kami berikan atas pemecahan rekor dunia yang dia catat di Seoul, Korea Selatan,’’ katanya.
Adapun bagi Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kalimantan Barat, Windy Prihastari, kesuksesan Veddriq membuktikan bahwa atlet Kalimantan Barat punya daya saing hebat. ’’Semoga akan terus lahir Veddriq-Veddriq lainnya dari Kalbar yang mampu mengharumkan nama Indonesia di pentas dunia,’’ katanya.
Keluarga Veddriq tentu sangat menunggu sang putra kebanggaan pulang. Sesudahnya, apa pun pilihan yang dia ambil bakal didukung penuh. ”Harapan saya ke depan, Veddriq lebih baik, mengangkat keluarga, mengharumkan nama bangsa Indonesia,” kata Rosita.