Cakraline.com. Jakarta – Salah satu film horor yang menarik saat ini adalah MARNI The Story of Wewe Gombel yang akan tayang pada Juni mendatang. Film ini berbeda dengan film-film horor yang ada, MARNI bergenre horor – action yang sudah lama absen dari layar bioskop Indonesia.
Fransen Susanto dari SHEN ENTERTAINMENT dan RA PICTURES bersama LEGACY PICTURES, baru saja merilis Official Trailer dan Official Poster MARNI The Story of Wewe Gombel. Film besutan sutradara Billy Christian dan dibintangi Hanna Alrasyid, Mathias Muchus, Ananda Rigby, Djenar Masayu, menjadi satu tayangan yang berkelas dalam film yang horor dan action.
Untuk itu Shen Entertamaint dan RA Pictures menjalin kerjasama dengan tim dibalik suksesnya adegan- adegan aksi dalam film The Raid yaitu Uwais Team milik Iko Uwais.
“Saat ini Uwais Team adalah tim koreo fighting terbaik di Indonesia dan untuk menghasilkan karya terbaik, kita harus memakai orang-orang terbaik di bidangnya,” ujar Fransen Susanto kepada media.
Mengandalkan ketangkasan fisik, film laga alias action memang selalu mencuri perhatian. Film action identik dengan peran laki- laki yang kuat nan gagah, tapi saat ini juga sudah banyak aktris yang mampu beraksi dalam film action.
Menurut Billy tantangan dalam menyutradarai film yang menggabungkan dua genre ini adalah dengan adanya koreo fighting yang masih relative baru dimana sebelumnya sosok hantu hanya digambarkan statis sedangkan disini sosok hantunya menunjukkan gerakan- gerakan yang sangat dinamis, yaitu melakukan koreo fighting.
“ Sebenarnya Wewe Gombel itu makluk astral mereka punya kemampuan untuk mengikuti apa yang manusia bisa lakukan. Banyak ya film horor yang hantunya itu bisa salah, nah hantu yang ini bisa silat atau berantem,” ucap Billy Christian.
Billy enyebut persiapan suting cukup lama dilakukan, mereka harus menyiapkan secara detil bagaimana harus menyiapkan kostum dan make-up dalam hal ini prostethic hantu, agar tidak terlepas saat sang aktris atau aktor melakukan koreo fighting. Karena di film ini hampir seluruh adegan aksinya diperankan oleh mereka sendiri.
“Ini horror ada perbedaan, tidak hanya fighting dan stylish tapi ada sedikit style yang harus diperhatikan. Kita ingin membagi chemistry dalam film horror ini sedikitnya memberikan warna yang berbeda dari segi action dan lebih ke thriller-nya”, terang Uwais Team selaku konsultan fighting choreography film ini.
“Ini film horror yang sedikit berbeda and I think it’s interesting and exciting” kata Hannah Al Rashid, sehingga membuatnya bergabung dalam project ini.
“Untuk mempersiapkan diri melakukan adegan- adegan aksi disini ia melakukan latihan rutin, selain latihan pada saat workshop dari yang diadakan oleh SHEN Entertainment, aku juga latihan dirumah terlebih latihan flexibility tubuh karena disini banyak adegan fighting yang mengharuskan badan aku untuk flexible untuk fight dengan lawan main aku. Dan aku juga terbantu oleh Uwais Team yang sangat professional dan sangat well prepared dalam mempersiapkan tiap scene fighting,” ujar Ismi Melinda yang memerankan tokoh Marni.
“Apa aku sudah puas dengan hasilnya? Aku ini sebenarnya orang yang nggak pernah puas dengan hasil sendiri tapi aku sudah berusaha semaksimal mungkin dalam film ini. Puas atau tidaknya nanti mungkin penonton yang akan menilai dari keseruan film “MARNI The Story of Wewe Gombel” di bioskop nanti”, tambahnya.
Menurut Amanda dia menjalani workshop beladiri yang cukup intense bersama beberapa pemain lainnya. “Cukup melelahkan tapi menyenangkan, apalagi dengan tim yang sangat berpengalaman dan professional,” kata Amanda. Bagi Amanda film laga memiliki tantangan berbeda dari semua genre yang ada.
“Aku mau main film horror action, belum pernah. Kalau thriller, drama, komedi sudah pernah. Aku mau mencoba sesuatu yang men-challenge diri aku,” ucapnya.
Film “MARNI The Story of Wewe Gombel” yang produksinya dilakukan di daerah Sukabumi dan Bandung ini rencananya akan tayang di bioskop -bioskop Indonesia pada Juni 2024.
“Semoga film Marni dapat dinikmati oleh para penikmat film Indonesia dan menambah khazanah perfilman Indonesia,” tambah Fransen Susanto.” Terkait official poster, Shen Entertainment melakukan hal yang baru pertama kali dilakukan di Indonesia yaitu menerbitkan poster berbentuk lenticular poster atau yang lebih dikenal dengan poster hologram.
“Sebelumnya saya rasa belum pernah ada film Indonesia yang menggunakan poster lenticular seperti, promotional materi seperti post card mungkin ada yang melakukan tapi kalau poster saya rasa kami yang pertama melakukannya”, ujar Fransen Susanto selaku Executive Producer.