Cakraline.com. Pemutaran film Jendela Seribu Sungai, disambut masyarakat kota Banjarmasin penuh antusias pada 10 Juli lalu. Jendela Seribu Sungai yang merupakan film kerja sama antara Pemerintah Kota Banjarmasin dan Radepa Studio akan tayang di bioskop pada 20 Juli 2023 mendatang, bersamaan peringatan Hari Anak Nasional.
Film garapan sutradara Jay Sukmo bertema keluarga dan anak sangat inspiratif dan menghibur. Dari poster terlihat tiga anak berada di sebuah sampan dan ada seorang perempuan dewasa di belakang mereka.
Anak lelaki paling depan terlihat mengayuhkan dayung bersama perempuan dewasa di belakang. Selain wajah empat tokoh, poster juga menampilkan beberapa ikon penting seperti Menara Pandang Siring, yang menjadi salah satu ikon kota Banjarmasin.
Sungai Martapura berikut pasar apung dan ibu-ibu penjual di atas perahu klotok, jelas menjadi kekhasan kota Banjarmasin. Boneka bekantan yang dipegang salah satu aktor cilik, Sheryl Drisanna, merupakan primata khas Banjarmasin.
Perjuangan tiga anak yang tinggal di tepian Sungai Martapura berusaha keras mewujudkan cita-cita mereka. Perjuangan mereka inilah digambarkan seperti air sungai yang terus mengalir, meski ada kebuntuan. Selalu ada celah untuk air terus mengalir. Seperti juga cita-cita, harus bisa melewati semua hambatan untuk mewujudkannya.
“Hampir seluruh visual yang hadir di film Jendela Seribu Sungai diambil di kota Banjarmasin. Sebagian lagi di wilayah pegunungan Meratus dan kota Loksado,”jelas Avesina Soebli, produser film JSS.
Produser Aris Muda mengatakan film diadaptasi dari Novel Karya: Miranda Seftiana & Avesina Soebli, sedangkan scenario dibuat oleh Swastika Nohara. Selain memotivasi, yang menjadi kekuatan dari film Jendela Seribu Sungai adalah wajah Banjarmasin yang hadir secara visual.
Luar biasa menawan. Air sungai berkelok mulai dari pegunungan meratus, hinggu hilir sungai Martapura. Ikon-ikon Banjarmasin, menjadi eksplorasi pembuat film menghadirkan visual yang juga menarik untuk didatangi.
Dari sisi Budaya, film Jendela Seribu Sungai menawarkan nilai-nilai kearifan lokal. Juga cerita berbeda ketika menyentuh kehidupan keluarga Dayak Meratus. Ada kekayaan budaya yang ingin ditawarkan kepada penonton tanpa merasa dijejali pesan-pesan dalam film.
Penyanyi Ian Kasela ikut membintangi film yang diperankan oleh Agla Artalidia (Bu Guru Sheila), Bima Sena (Arian), Sheryl Drisanna (Bunga), Halisa Naura (Kejora), M Dicky Syafii (Ganang), Mathias Muchus (Awat), Ariyo Wahab (Abah Arian), Ibrahim ‘Baim’ Imran (Damang Isman), Olla Ramlan (Uma Arian), Ajil Ditto (Arian Dewasa), Bopak Costello (Daim), Elma Istiana (Mama Bunga).
“ Film ini menyentuh sisi kehidupan keluarga melalui kaca mata padang anak-anak, “ ucap Aris Muda.