Cakraline.com. Kecelakaan di jalan Sultan Agung Bekasi menyisakan rasa duka mendalam oleh Indri (39) yang menyebabkan putranya Naufal Shidgi Al-Shaqib (11) meninggal dunia. Naufal yang berulang tahun hari itu satu satu korban meninggal dalam kecelakaan di depan sekolah SDN 11 Rawa Pasung, Kota Baru Bekasi Barat.
Hari ini Indri bersama dua orang putrinya Najwa dan Shakila ingin merayakan ulang tahun Naufal. Diungkap Indri, bersama ibunya hari ini memang punya rencana ulang tahun Naufal dirayakan sederhana, tetapi tidak ada potong tumpeng. Hanya ada syukuran keluarga saja. Biasanya setiap tahun sang nenek memang membuatkan nasi tumpeng, namun untuk ulang tahun kali ini ditiadakan.
Dengan berurai air mata Indri mengatakan, syukuran kebahagian itu akhirnya berubah dengan ungkapan duka dan belasungkawa. ”Nggak jadi karena sudah kejadian kayak gini,” tutur Indri.
Sebagai sebagai hadiah ulangtahun Naufal minta dibelikan sepatu. Takdir berkata lain. Naufal berpulang sebelum keluarga merayakan ulangtahun. ”Saya janji mau belikan sepatu sore hari karena syukuran rencanakan diadakan malam hari dirumah. Sepatu itu tak jadi saya beli, saya juga janji akan bawa Naufal jalan-jalan,” ungkap Indri sambil menahan isak tanggis.
Banyak kenangan manis tak terlupakan kini jadi kenangan bagi Indri. Bocah berwajah ganteng, sejak tahun 2018, diasuh oleh neneknya. Indri sejak berpisah dengan suaminya bekerja di Tambun, Bekasi. ”Masuk SD Naufal saya titipkan sama ibu dan bapak,” ujar Indri.
Indri mengenang sebelum kecelakaan itu Naufal meminta, dia bisa pulang lebih cepat untuk merayakan ulang tahunnya. Indri dengan senang hati menyangupi. Indri terkejut saat istirahat kerja, Najwa mengabarkan segera pulang, karena Naufal mengalami kecelakaan. Indri menanyakan bagaimana kondia Naufal, namun Najwa tak menceritakan kondisi adiknya. ”Mama pulang saja,” kata Indria mengingat pesan Najwa.
Indri berpikir mungkin anaknya hanya mengalami luka-luka. Saat sampai dirumah Indri terkejut, dia melihat jenasah Naufal sudah diratapi keluarga besarnya. ”Kepalanya berdarah, saya libat bibirnya, saya periksa dadanya, saya baru sadar anak saya (menanggis ) saya baru yakin itu Naufal,” ucapnya.
Indri masih ingat bagaimana Naufal memintanya pulang lebih cepat, dia baru menyadari permintaan itu sebagai firasat bahwa mereka akan berpisah selama-lamanya. ”Saya nggak dikasih firasat apa-apa,” katanya.
Kehilangan anak laki-laki satu-satunya membuat Indri sangat terpukul. Saat bercerai dengan suaminya lima tahun lalu, dia mampu untuk bangkit. Indri mengaku kehilangan Naufal membutkan terpukul. ”Ini sangat berat untuk saya. Saya harus iklas, saya harus tegar, saya harus mengiklas Naufal, dia anak anak sholeh,” ucap Indri.
Pada akhirnya Indri berpikir semua adalah titipan dari Yang Maha Kuasa. ” Semua kan titipan, waktunya Allah ya ambil, waktu Allah suruh pulang, saya masih berat, saya berusaha melepas dengan iklas,” beber Indri.
Najwa punya kenangan manis bersama adiknya. Seminggu belakangan Naufal lebih sering tidur dikamarnya. ”Biasanya dia jarang tidur siang,” katanya.
Najwa berusaha menenangkan sang ibunda yang masih shock kehilangan Naufa. ”Mama harus sabar, dedek (Naufal) sudah tenang disana,” tutur Najwa yang duduk disamping Indri. ”Iya, kehilangan Naufal membuat saya kehilangan.
Naufal salah satu korban di antara 10 pelajar SDN 11 dan 111 Rawa Pasung, Kota Baru, Bekasi Barat yang meninggal akibat ditabrak truk trailer bermuatan bekasi pada 31 Agustus lalu.