Lama tak menggelar show tunggal, Elga Naldy kini kembali. Lewat ajang Jakarta Fashion & Food Festival 2019 (JF3) ia mempersembahkan 30 rancangan terbarunya yang diberi tema ‘Radiance From The East’.
Designer yang telah berkarya lebih dari 10 tahun ini memadukan kain songket Sumatera Barat dan kain saree khas India menjadi busana culture maupun ready to wear deluxe.
‘Radiance From The East’ juga merupakan kolaborasi cantik dari campuran dua budaya yaitu Indonesia dan lndia. Sejak menikah dengan pria India dan tinggal disana, Elga memang memasukan unsur India dalam setiap karyanya.
“Ada benang merah antara budaya kita dan India. Kain songket misalnya, kaya warna terang dengan benang emas. Begitu juga dengan kain India yang memiliki pattern, warna dan embroidery yang khas tidak jauh beda dengan songket,” papar Elga.
Ia membutuhkan waktu lebih dari 6 bulan untuk menyiapkan keseluruhan rancangannya. Yang paling lama adalah membuat embroidery tangan khas India yang memang dikerjakan oleh pengerajin di Mumbai, India. Waktunya bisa sampai 3 bulan.Elga menyebutkan ada dua teknik bordir India yang dia gunakan. Yakni Zardozi dan Aari.
Tak hanya kain songket yang memberikan kesan mewah. Material lain seperti French Lace dan aneka beads, serta bordir India menambah kesan ‘mahal’ pada karyanya.
Sementara pada casual wear, Elga menyelipkan motif print yang terinspirasi dari motif selendang barjahit dan ungker-ungker khas Sumatera yang diprint diatas bahan silk pure chiffon dan bahan serat alam. Semua bahan yang digunakan menggunakan bahan linen, pure cotton dan shantong.
“Sarung india dan songket bisa dimodifikasi sebagai outfit kekinian. Saya membuat koleksi ini untuk memperlihatkan lekuk tubuh perempuan. Tidak perlu minder kalau badan mereka tidak seperti model. Harus percaya diri bagaimanapun kondisinya,” pesan Elga.
Foto-foto by Duante