Cakraline.com. Jakarta – Dunia usaha yang dinamis memaksa pelakunya harus kreatif dan inovatif. Karena itu seorang disainer muda, Samuel Putra Wongso mengembangkan model bisnis Wong Hang Tailor dalam bentuk traveling Tailor.
Wong Hank Tailor spesialis pembuatan jas yang sudah berusia 87 tahun, berdiri tahun 1933, di tahun 2020 ini membuka konsep pemasaran dalam bentuk Traveling Tailor di berbagai kota kota di Indonesia.
Samuel menjelaskan, dia harus melakukan itu sesuai tren dan tuntutan zaman, seperti diberbagai belahan dunia Eropa dan Amerika yang melakukan pemasaran secara berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain.
“Sekarang kami mengembangkan traveling tailor ke seluruh Indonesia. Diantaranya ke Medan. Respons pasar sangat bagus. Berjubel orang datang ke stand kami, yang sekaligus sebagai tempat konsultasi bagi konsumen,” papar Samuel di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Diakuinya, model bisnis traveling tailor ini memang berat, ribet dan berbaiaya besar. “Tetapi, itu tidak persoalan, karena saya ini selain tailor dan disainer juga seorang juga traveler. Jadi fun saja. Sambil kerja sekaligus traveling,” jelas pemain film A Man Called Ahok yang memerankan kakaknya Ahok itu.
Rencana kata dia, akhir bulan ini akan ke Medan, Manado, Singapura, Kuala Lumpur (KL), Batam, dan ke kota-kota yang berdemand tinggi. Kota-kota didatangi adalah kota-kota belum ada store-nya.
“Permintaan Singapura dan KL dipending dulu karena isu virus. Aku jaga-jaga juga. Gak mau sakit. Traveling kan butuh stamina. Nanti bulan Mei ke Melbourne, Australia. Ada beberapa klien udah dikumpulin,” jelas Samuel.
Jadi, traveling tailor ini lanjut dia, adalah metode menjaring klien dari networking. 87 tahun sudah cukup lama. Sudah empat generasi Wong Hang berdiri. Networknya sudah banyak. Jadi tidak terlalu sulit mengembangkan konsep Traveling Tailor ini, tutur dia.
Kenapa baru sekarang? Kita butuh waktu dan strategi. Kita harus pastikan disetiap daerah yang dikunjungi sudah ada banyak konsumen. Kalau tidak, kan sia-sia. “Kita siapkan dulu beberapa baru kita jalan,” papar Samuel.
Dikatakannya, di Indonesia baru Wong Hang Tailor yang melakukan Travellin Tailor ini. “Kami tidak hanya mencari uang. Tapi juga refreshing dan jalan-jalan. Kalau selama ini saya traveling untuk kulakan bahan. Namun, saya berpikir daripada cuma kulakan bahan mendingan saya sekalian kerja, mendesain kan orang, tamu-tamu VIP, karena Indonesia ini kan luas. Kalau saya bikinkan semua store di setiap daerah kan gak mungkin,” jelas Samuel.
“Saya juga sudah tergabung dengan salah satu grup hotel yang cukup besar di Indonesia, jadi setiap saya ke kota mana pun, saya selalu di hotel yang sama, dengan kamar yang harus besar, karena kan nanti banyak tamu yang pesan dan konsltasi, ngukur, fitting dan setelah jadi baru dikirim.”
Sekali traveling persiapan seperti apa? Oh lumayan, kalau baru pertama, ya paling mempersiapkan bahan, meteran, sama fisik aja. “Tapi kalau untuk beberapa kali terbang saya harus melayani beberapa tamu, berarti saya balik dengan bawa berapa jas yang dipesan. Kalau dua tamu, masing-masing 10, berarti saya harus bawa 20 jas hanya untuk melayani beberapa costumer itu. ,” jelas dia
“Memang repot, tapi karena saya menjalani ini dengan fun, saya happy. Saya ketemu orang-orang baru dari berbagai daerah, logatnya baru, happy aja. Ini kerjaan yang saya bawa happy aja,” pungkas Samuel.