Cakraline.com. Jakarta – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun ini akan membangun 179 unit Kebun Bibit Desa (KBD) dan Kebun Bibit Rakyat (KBR) di DAS Solo dan DAS Serayu.
“Pemerintah akan terus melakukan secara intensif upaya rehabilitasi lingkungan untuk mengurangi lahan kritis,” ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (HK) Siti Nurbaya Bakar, di Jakarta, Minggu (16/2).
Ditegaskan Siti Nurbaya, upaya ini perlu didukung suplai bibit melalui KBD dan KBR yang harus tersedia di tempat-tempat yang harus dilakukan rehabilitasi.
Untuk itu, lanjut Siti, di Desa Jatisari akan dibangun KBD oleh kelompok Mulyo Jati dengan kapasitas bibit 60.000 batang ditambah bibit yang ditanam masyarakat bersama Presiden. Total menjadi 82.500 batang.
Jenis bibit yang ditanam klengkeng (1.250 batang), durian (1.500 batang), alpukat (2.750 batang), petai (2.750 batang), sirsak (5.000 batang), jambu mete (5.000 batang), jengkol (2.000 batang), sengon laut (38.250 batang), sukun (1.000 batang), gayam (1.000 batang), beringin (1.000 batang), vetiver (17.000 batang) dan porang (4.000 batang).
Penjelasan Menteri KLHK Siti Nurbaya ini untuk menindaklanjuti apa yang diinginkan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi masyarakat Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri Sabtu (15/).
Siti Nurbaya yang ikut mendampingi kunjungan Presiden itu adalah untuk bersama-sama masyarakat melakukan rehabilitasi lahan dengan penanaman pohon dan tanaman vetiver guna mengatasi sedimentasi Dam (waduk) Gajah Mungkur.
Selain Siti Nurbaya, turut menyertai Presiden Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Wonogiri Joko Sutopo dan sejumlah pejabat lainnya.
Menurut Siti Nurbaya, dalam mencegah erosi tebing serta mengurangi laju sedimentasi ke Dam Gajah Mungkur, selain dengan penanaman pohon juga dilakukan pembangunan Dam Penahan (Dpn) sebanyak 1 (satu) unit serta pembuatan teras bangku, guludan dan trucuk.
Selanjutnya, kata Siti, untuk pemanfaatan ruang di daerah rawan erosi dan sedimentasi harus dibarengi dengan strategi konservasi yang mempertimbangkan karakteristik lahan.
“Penanganan erosi dan sedimentasi di bagian hulu DAS oleh KLHK harus menjadi program terintegrasi dengan edukasi masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan lahan,” ujar dia.
Perhatian Khusus Presiden
Siti Nurbaya mengungkapkan, saat ini tercatat sekitar 14 juta ha lahan kritis, dan sudah sejak 2019 diberikan perhatian khusus oleh Presiden, dengan penanaman 203 ribu ha dari dana APBN. Sementara pada tahun 2020 sekitar 110 ribu Ha dengan APBN.
Penanaman ini juga harus dilakukan swasta, khususnya swasta usaha pertambangan seluas 200 ribu ha, sebagaimana perintah PP nomor 76 tahun 2008 tentang rehabilitasi dan reklamasi hutan dan revegetasi pada lahan kritis bekas tambang.
Seperti diketahui, dalam kunjungan Presiden Sabtu (15/2/2020) kemarin, dijelaskan bahwa, kombinasi penanaman pohon penting untuk melindungi Dam Gajah Mungkur dari pendangkalan akibat sedimen dari wilayah hulu waduk.
Penanaman ini juga sekaligus mengajak masyarakat untuk menanam lahan kritis secara tepat. “Ini ada pohon durian, sirsak dan klengkeng. Ini baik untuk ditanam di tempat curam rawan longsor daerah hulu,” jelas Presiden Jokowi, di hadapan masyarakat Desa Jatisari,
Presiden juga menjelaskan bahwa Dam Gajah Mungkur yang merupakan infrastruktur sumberdaya air strategis nasional, laju sedimentasi total pertahunnya mencapai sebesar 3,2 juta m3/ tahun. Setiap tahun perlu dilakukan pengerukan.
Penanaman pohon dan vetiver oleh Presiden di Desa Jatisari dalah karena Desa Jatisari masuk salah satu Sub DAS Keduang dari 10 Sub DAS di Daerah Tangkapan Air (DTA) Dam Gajah Mungkur, yang menyuplai sedimen paling besar ke dalam badan Dam Gajah Mungkur, yaitu sedimen sebesar 1,2 juta m3/tahun atau menyumbangkan 37,5 persen dari total sedimen yang masuk.