Cakraline.com. Jakarta – Karen sudah menyiapkan diri untuk melihat proses autopsi secara langsung. Autopsi adalah pilihan terakhir untuk mencari kebenaran maupun keadilan.
”Itu makamnya dibongkar pertama saya tidak akan melihat itu. Kedua itu hanya jasad, jiwa anak saya sudah di pangkuan Tuhan. Cuma badannya aja kok yang dikubur. Tapi yang pasti segala pertanyaan bisa terungkap dengan harus autopsinya anak saya,” katanya.
Secara mental Karen juga sudah menyiapkan diri. ” Memang berat sekali tidak mudah loh untuk mengambil langkah itu. Tapi ya bukan hanya saya tapi keluarga besar saya juga berat. Jadi kami mengumpulkan semua kekuatan yang kami punya supaya berjuang terus sampai kebenaran terungkap.”
Karen berubah pikiran mengajukan autopsi sehari setelah putrinya dimakamkan. Putusan tersebut mendapat dukungan dari keluarga besarnya.
”Munculnya ketika sudah penguburan anak saya besoknya sudah calm down kami keluarga besar saya, kami diskusi akhirnya saya berdoa dulu selalu minta petunjuk dari Tuhan saya, ya saya siap untuk anak saya di autopsi supaya saya tidak hidup seumur hidup dengan tanda tanya,” ungkap Karen.
Karen tahu jika Arya sudah beberapa kali memberikan keterangan pada polisi, namun dirinya sama sekali tidak ingin mencampuri. Karen ingin fokus mencari apa yang diinginkannya.
”Saya mencoba fokus untuk apa yang saya cari. Apapun keterangan Arya saya yakin pihak kepolisian sudah berpengalaman untuk tahu mana yang benar atau tidak. Waktu anak saya meninggal saya tidak ada di situ berarti kan Arya yang tahu semua kronologinya. Saya kan di sini seorang ibu yang tidak tahu kronologi seperti apa. Saya mau tahu detik per detik,” ungkap Karen.